10 Mei 2019

Penelepon Itu, Sok Kenal


Ilustrasi
SORE itu saya lagi mengerjakan tugas rutin di kantor. Tiba-tiba telepon saya berdering. Meski nomor yang masuk itu (081396148846) asing bagi saya, tapi tetap saya angkat.

Saya sambut dengan salam dan menanyakan dari siapa. Penelepon tidak langsung menjawab, dengan menyebut nama. Dia hanya mengatakan, jika baru saja ganti nomor. 

Selanjutnya, dia menyebut nama saya dan menanyakan apakah saya sudah lupa dengannya. "Baru saja saya mau minta tolong, sudah nalupa maki," begitu kata di ujung telepon dengan logat Bugis.

Malah saya disuruh mengingat-ingat siapa teman saya polisi di Polres Parepare. Seingat saya tidak ada satupun polisi di Kota Parepare yang akrab dengan saya. 

"Coba ingat-ingat pak Syahrir siapa temannya polisi," kata si penelepon. Saya tanya, di Polres mana pak. "Parepare," jawabnya. 

Di saat saya dilanda rasa penasaran. Saya cari aman. HP saya letakkan di meja tanpa menghiraukan lagi apa kata dia. Lama kelamaan tak ada lagi suara dari sana. Dalam benak saya, modus lagi.

Dua jam kemudian saya hubungi WA teman jurnalis yang posting di Mapolres Parepare. Minta dichek nomor HP yang mengaku anggota Polres Parepare. Besoknya, saya terima balasan WA dari teman tadi, bahwa tidak ada anggota Polres tersebut yang memiliki nomor HP yang dimaksud. Ternyata betul, modus apa lagi yang akan dilancarkan. Entahlah.

Hati-hati bila Anda menerima telepon seperti itu. Dengan nada sok kenal, meski tahu betul nama lengkap Anda. Bisa saja oknum tersebut melancarkan aksinya dengan modus yang ada di benaknya. (**)

4 Mei 2019

Ketika Watshapp Saya Dihacker


Ilustrasi
PERNAH kah Watshapp (WA) Anda dikuasai orang yang tidak bertanggungjawab? Bahasa kerennya, diretas atau dihack? Jika pernah bagaimana perasaan Anda ketika itu? Begitu pula yang saya rasakan saat itu.

Rabu malam (1/5) jelang Ramadan, saya komunikasi lewat messenger dengan seseorang yang belum saya kenal baik. Saya butuh sesuatu produk. Dia bersedia membantu saya. Lantas dia minta nomor WA saya. Langsung saya kirimkan. 

Esoknya, Kamis malam dia menghubungi lagi. Katanya, WA saya tidak bisa dibuka. Padahal dia akan mengirim foto-foto model produk yang kekinian melalui WA.

Dia meminta agar saya mengirimi kembali nomor kode yang masuk ke SMS saya. Memang saat itu ada nomor enam digit yang masuk ke SMS saya. Tanpa curiga sedikit pun malam itu juga saya mengirimkan nomor enam digit ke dia. Nah......, apa yang terjadi? Sejak saat itulah WA saya tidak aktif lagi. 

Saya sibuk utak atik tapi tetap tidak bisa diaktifkan. Jam menunjukkan angka 24.00, tidak mau pusing. Nonaktifkan HP, simpan lalu tidur. Padahal akibatnya nanti fatal. 

Esoknya Hari Jumat sekira pukul 11.30 Wita, putra saya nelepon dari Bontang (Kaltim) dengan nada bertanya. Perasaan putra saya, baru kali ini ada pesan WA seperti ini, "lagi dmn", tulis pengirim itu.
Saya jawab telepon putra saya, bahwa sejak semalam pukul 23.00 WA saya tidak bisa dibuka, setelah saya chating messenger dengan seseorang. 

Selang beberapa saat, adik saya di Bulukumba menerima pesan WA atas nama saya, minta sejumlah uang. Atas dasar itu, putra saya memastikan jika nomor WA saya telah dikuasai oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab. 

Puluhan telepon saya terima, dari teman, keluarga maupun anggota group WA ingin mengklarifikasi kebenaran pesan WA tersebut. (Minta ditransfer sejumlah uang). Yakinlah saya jika nomor WA saya telah dikuasai seseorang. Beberapa teman ingin membantu agar WA saya dapat dipulihkan. Tetapi semua usaha teman itu sia-sia. 

Dalam benak, saya harus bertindak cepat. Agar tidak banyak teman yang jadi korban. Saya buka akun fesbuk, menulis status berisi pengumuman. "Jika ada yang menghubungi lewat WA atas nama saya, meminta apa pun, jangan dilayani.  Karena itu bukan saya, tetapi orang lain yang sengaja menguasai WA saya untuk menipu".

Malam pukul 21.00 seorang teman menghubungi saya untuk ketemu di cafe sebuah hotel di kota saya sejam kemudian. Sejam kemudian saya bertemu dengan Brigpol Jamal Amin dari Unit Resmob Sat Reskrim Polres Parepare. 

Beliau berusaha menenangkan saya. "Tidak usah khawatir, WA bapak akan kembali paling lambat pagi pukul 06.00," begitu kata dia sambil mengutak atik HP saya. Alhamdulillah, sekitar pukul 23.00 Wita, WA saya pulih kembali. Semua itu berkat petunjuk Brigpol Jamal Amin. (**)