4 Sep 2019

Bikers yang Takut Kena Petaka Setelah Menabrak "si Manis"



HATI-HATI saat berkendara. Sebab, risiko kecelakaan pasti ada. Semisal menyerempet kendaraan lain atau menabrak orang. Tak hanya itu, hewan pun terkadang turut menjadi korban tabrakan. Salah satu hewan yang sering tertabrak para pengendara adalah "si Manis" alias kucing.

Teman saya seorang bikers, Adi namanya. Dia merasa takut atas kejadian yang pernah dialami. Suatu malam dia mengendarai motor Honda PCX 150 tahun 2018. Di satu tikungan, dengan kecepatan 60 Km/jam, secara tiba-tiba seekor kucing melesat. Sebelum tiba di seberang, kucing itu tergilas ban motor Adi. "Si Manis" tewas di atas aspal.

Adi mungkin percaya dengan mitos yang sering didengar di masyarakat. "Siapa saja yang menabrak kucing, maka ia akan tertimpa kesialan". Benarkah itu? Entahlah. Sudah sejak
zaman baheula, sebagian orang mengatakan, jika menabrak kucing hingga tewas, akan menyebabkan kesialan pada diri penabrak. Hingga kini, mitos kuno itu masih dipercaya banyak orang. Termasuk Adi mungkin.

Adi percaya hal itu tanpa mengetahui apa alasan atau fakta yang sebenarnya jika menabrak kucing. Hanya mendengar dari orang-orang yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan omongannya. Lalu bagaimanakah pandangan Islam terkait mitos tersebut?

Sesungguhnya, kucing memang merupakan hewan kesayangan Rasulullah SAW. Dalam riwayat, Rasulullah SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Muezza. Rasulullah SAW senang menggendong muezza dan meletakkan di pahanya setiap kali menerima tamu di rumah.

Bahkan Rasulullah SAW pernah berpesan kepada para sahabat bahwa kucing hendaknya disayangi seperti menyayangi keluarga sendiri. Sebab, Allah akan memberikan pahala apabila umat Islam yang menyayangi dan memelihara kucing.

Lalu bagaimana hukumnya jika menabrak kucing? Rupanya, menabrak kucing dengan tidak sengaja, maka penabrak tidak tidak akan menanggung risiko apapun. Sebagaimana firman Allah SWT, “Tidak ada dosa bagi-mu untuk perbuatan yang kamu tidak sengaja, tetapi (yang ada dosa) apa yang disengaja oleh hatimu.” (QS. al-Ahzab: 5)

Dari ayat ini, dapat disimpulkan, jika Anda menabrak "si Manis" hingga mati tanpa sengaja karena tidak dapat menghentikan kensaraan secara mendadak, maka Anda tidak berdosa. Sebaliknya, Anda berdosa jika dengan sengaja membunuhnya tanpa ada alasan yang bisa dibenarkan.

Meskipun demikian, orang yang menabrak kucing hendaknya menguburkan kucing tersebut sebagaimana layaknya. Tujuannya, agar bangkai kucing tersebut tidak mengganggu orang lain. Selain itu, jika pemilik kucing keberatan, maka Anda wajib menanggung ganti rugi kepada pemiliknya.

Perlu pula diketahui, agar tidak menganggap semua yang terjadi pada diri kita, karena kucing yang mati tergilas ban motor. Ini bisa menjadikan kita syirik, karena menganggap kucing sebagai pembawa bencana. Padahal semua yang terjadi di muka bumi ini atas izin Allah SWT.

Akhirnya Adi sang Bikers itu, mulai paham. Sambil merapatkan kedua telapak tangan di dadanya, menarik napas panjang, dia berujar, "Alhamdulillah perasaan saya sudah tenteram setelah mengetahui semua itu". (syahrir hakim)

3 Sep 2019

Ikrarnya Orang-orang "Pilihan"



SETELAH mengucapkan sumpah dan janji secara bersama-sama, orang-orang "pilihan" itu berhak menyandang predikat sebagai anggota DPRD.

Dalam agama, sumpah adalah menguatkan sesuatu dengan menyebutkan nama Allah. Sedangkan janji diartikan sebagai ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat dan tidak berbuat sesuatu.

Sumpah dan janji yang diucapkan anggota DPRD Kota Parepare dan di beberapa kabupaten dan kota, dimaknai sebagai kesanggupan dan kesediaannya melaksanakan kewajibannya sebagai wakil rakyat.

Setelah mengucapkan sumpah dan janji, maka resmilah memangku jabatan sebagai
anggota DPRD periode 2019-2024. Sebagai masyarakat awam menaruh harapan agar wakil rakyat yang baru dilantik benar-benar melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya bernapaskan sumpah dan janjinya.

Selain itu, anggota DPRD diharap peka akan nasib rakyat. Menerima saran dan kritik demi kemajuan pembangunan daerah yang bermuara kepada kesejahteraan masyarakat.

Soal kritikan terhadap anggota dewan yang terhormat itu, sebuah laman saya kutip mencontohkan. Seorang seorang pelajar mendapatkan hadiah Vespa plus uang tunai Rp25 juta, setelah mengkritik anggota DPR. Nasib mujur dialami pelajar STM II Palembang bernama Aji Pratama itu. Usai mengkritik anggota dewan, malah dapat hadiah.

Ledekan atau kritikan Aji itu dilakukan di hadapan para anggota DPR RI di lobi Gedung Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, tahun lalu. Itu pun merupakan bagian dari lomba stand up comedy yang digelar para pejabat Senayan dengan tema Kritik DPR.

Aji mengatakan, dirinya yang kerap bolos, tidur di kelas, dan memotong biaya SPP memiliki sifat yang sama dengan para anggota DPR. Setidaknya ucapan Aji itu dilakukan di gedung DPR RI serta di hadapan para anggota DPR dari berbagai partai.

Berikut ini beberapa kutipan ucapan Aji yang membuat para penonton tertawa. “Gimana gitu, aku sama DPR, kita itu satu fashion, satu lifestyle. Pokoknya kalian itu panutankulah,” ucap Aji langsung disambut tawa.

“Ada anggota DPR suka korupsi, aku juga korupsi, korupsi duit SPP. Cuma bedanya kalau ketahuan. DPR kalau ketahuan korupsi dipenjara, enak. Aku waktu itu pernah ketahuan korupsi Rp100 ribu dipukul sampai nangis,” kata Aji membuat para anggota DPR tertawa terbahak-bahak.

Menanggapi hal itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, lomba stand up comedy yang bertajuk ‘Kritik DPR’ justru sengaja dilakukan karena anggota DPR butuh kritikan, bukan anti-kritik. “Maka kami memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan kritiknya,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet.
(syahrir hakim)

1 Sep 2019

Gaya Milenial Memaknai Hijrah


Oleh Syahrir Hakim

HIJRAH bermakna keluar dari tempat yang buruk menuju tempat yang baik, sebagaimana hijrahnya Rasulullah SAW bersama para sahabat dari Makkah menuju Madinah. Allah bahkan telah menyediakan tempat dan sarana berhijrah secara gratis kepada makhluk-Nya, tinggal bagaimana menyikapinya.

Di era ini, semua akses bisa dijangkau dengan mudah. Mulai dari transportasi, tempat tinggal, komunikasi, hingga media dakwah. Dengan kemudahan akses-akses tersebut, tentunya kita lebih bersemangat dalam berhijrah. Sepatutnya sebagai seorang muslim, kita harus memanfaatkan teknologi canggih itu untuk sarana berhijrah.

Hijrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy Makkah.

Definisi lain, yaitu berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (demi keselamatan dan kebaikan).

Adapun hijrah yang saat ini dimaknai para generasi milenial lebih pada perubahan sikap, gaya hidup dan tata cara berpakaian sesuai syariat Islam. Hijrah dalam perspektif yang baru dimaknai lebih personal, yakni perpindahan dari diri dengan segala masa lalu buruknya ke diri yang baru dan fitrah.

Hijrah ala generasi milenial tak mengharuskan Anda untuk meninggalkan suatu tempat. Pindah. Tetapi yang harus Anda lakukan adalah mengubah sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Gaya hijrah generasi milineal identik dengan perubahan signifikan terhadap cara berpakaian. Sebelumnya, mereka ramai-ramai mengenakan jeans dan pakaian ketat. Kini berubah menjadi lebih syar’i, dengan kerudung panjang dan lebar menutupi dada dan baju yang longgar, bahkan bercadar. Sedangkan laki-laki cenderung memanjangkan jenggot dan memendekkan celananya di atas mata kaki.

Konten-konten yang mereka bagi di media sosial pun cenderung sama. Ceramah singkat ustaz-ustaz yang sedang naik daun di media sosial seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Khalid Basalamah, Ustaz Hanan Attaqi, dan Ustaz Abdul Somad.

Konten lain berupa kata-kata motivasi untuk memperbaiki diri agar jodohnya dipercepat. Motivasi untuk menjauhkan diri dari pacaran, termasuk konten-konten yang menyerukan untuk melakukan nikah muda.

Indikasi yang paling mudah dilihat, khususnya bagi para perempuan yang sedang memulai hijrahnya adalah terhapusnya foto-foto selfie yang menampakkan wajah ayu mereka. Jikalau ingin mengunggah foto selfie, mereka akan menutupi wajah mereka dengan tangan atau meletakkan emoticon sedemikian rupa.

Tujuannya, wajahnya tidak terekspos dengan sempurna. Hal ini dilakukan karena mereka meyakini bahwa wajah adalah aurat yang harus ditutupi. Bukan diumbar dan menjadi konsumsi warganet.

Ada beragam motivasi berhijrah. Seperti kegagalan dalam percintaan. Diputusin atau diselingkuhi oleh sang pacar. Merasa terluka. Akhirnya mendekatkan diri kepada Allah SWT, berharap agar segera mendapatkan ganti dengan jodoh baru yang lebih baik.

Ada pula yang memandang hijrah sebagai tren, untuk menguatkan dirinya sebagai generasi kekinian yang Islami. Mereka ikut berhijrah. Namun, ada juga yang memang sungguh-sungguh dari awal ingin memperbaiki diri. Ini karena kesadaran dari dalam diri. Bukan dipengaruhi oleh kegagalan percintaan di masa lalu atau ikut tren belaka.

Ketika memutuskan berhijrah, mereka perlahan menarik diri dari pergaulan dan gaya hidup yang tidak bernapaskan Islam. Hal ini karena esensi hijrah yang memang erat kaitannya dengan nilai-nilai religius.

Selain cara berpakaian, mereka pun menghindari penggunaan bahasa Inggris dalam interaksi di media sosial. Istilah seperti goodluck, Get well soon, Thank you dan lainnya dicarikan padanannya ke dalam bahasa Arab. Itu karena identitasnya sebagai “bahasa umat Islam”. Idola mereka pun berpindah haluan kepada para hafiz dan tokoh-tokoh Islam.

Bagi mereka yang dahulunya sangat terobsesi dengan pesona artis, seorang k-popers, dan gemar belanja online, tiba-tiba timbul kegalauan saat ingin berhijrah.

Meskipun sebenarnya sah-sah saja menyukai artis korea dan belanja online. Tetapi mereka yang berhijrah merasa bahwa gaya hidup semacam itu tidak matching dengan apa yang sedang mereka jalani. Kenapa? Sebab sekali lagi, hijrah dan gaya hidup Islami adalah kesatuan yang utuh.

Menyadari kepedulian generasi milenial yang baru berhijrah, media sosial akhirnya memanfaatkan kesempatan ini. Menjadikan akun-akun yang beratmosfer hijrah, tidak hanya untuk memberikan tuntunan dan motivasi berhijrah yang benar, tetapi juga sebagai sarana untuk berjualan. Tak jarang, akun-akun hijrah tersebut mengunggah gambar produk seperti gamis syar’i, satu set kerudung dan cadar, kaos, serta buku.

Untuk meningkatkan daya tarik, biasanya produk tersebut dipromosikan (endorse) oleh selebgram yang juga melakukan hijrah yang sama. Mereka akhirnya memiliki ruang untuk menyalurkan hasrat belanja.

Semakin kuatlah gaya busana khas para penghijrah yang modis nan syar’i. Begitulah, perkawinan antara agama dan komodifikasi tak bisa dinafikkan sebagai alasan mengapa hijrah ala generasi milenial sangat digandrungi.

Akhirnya, hijrah generasi milenial tidak hanya memindahkan gaya hidup yang dulu ke gaya hidup yang sekarang. Tetapi juga bagian dari fenomena sosial yang memperkuat identitas sebagai generasi milenial versi syariah. (dari beberapa sumber)