tag:blogger.com,1999:blog-39827841406486217572024-02-07T17:03:31.693-08:00SYAHRIR HAKIMSyahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.comBlogger161125truetag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-49209521506094876202019-09-04T04:38:00.000-07:002019-09-04T23:15:00.590-07:00Bikers yang Takut Kena Petaka Setelah Menabrak "si Manis"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPn4b_W7IrJSR_27we_jF2n97gZEyqwhj0LsEBppMXjs95kaNuMeU1d7JtXrlqjy6Mqr_4D_Een5JJS3suSK4ZD9K7dA9zkdtfZxNWQ-8rtTySL3MWMEE48rtjhyphenhyphen2KYJTq5ou8-aUuQp8/s1600/Kucing.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="172" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPn4b_W7IrJSR_27we_jF2n97gZEyqwhj0LsEBppMXjs95kaNuMeU1d7JtXrlqjy6Mqr_4D_Een5JJS3suSK4ZD9K7dA9zkdtfZxNWQ-8rtTySL3MWMEE48rtjhyphenhyphen2KYJTq5ou8-aUuQp8/s1600/Kucing.jpg" /></a></td></tr>
<tr align="right"><td class="tr-caption"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<b>HATI-HATI saat berkendara. Sebab, risiko kecelakaan pasti ada. Semisal menyerempet kendaraan lain atau menabrak orang. Tak hanya itu, hewan pun terkadang turut menjadi korban tabrakan. Salah satu hewan yang sering tertabrak para pengendara adalah "si Manis" alias kucing. </b><br />
<br />
Teman saya seorang bikers, Adi namanya. Dia merasa takut atas kejadian yang pernah dialami. Suatu malam dia mengendarai motor Honda PCX 150 tahun 2018. Di satu tikungan, dengan kecepatan 60 Km/jam, secara tiba-tiba seekor kucing melesat. Sebelum tiba di seberang, kucing itu tergilas ban motor Adi. "Si Manis" tewas di atas aspal.<br />
<br />
Adi mungkin percaya dengan mitos yang sering didengar di masyarakat. "Siapa saja yang menabrak kucing, maka ia akan tertimpa kesialan". Benarkah itu? Entahlah. Sudah sejak <br />
zaman baheula, sebagian orang mengatakan, jika menabrak kucing hingga tewas, akan menyebabkan kesialan pada diri penabrak. Hingga kini, mitos kuno itu masih dipercaya banyak orang. Termasuk Adi mungkin.<br />
<br />
Adi percaya hal itu tanpa mengetahui apa alasan atau fakta yang sebenarnya jika menabrak kucing. Hanya mendengar dari orang-orang yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan omongannya. Lalu bagaimanakah pandangan Islam terkait mitos tersebut?<br />
<br />
Sesungguhnya, kucing memang merupakan hewan kesayangan Rasulullah SAW. Dalam riwayat, Rasulullah SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Muezza. Rasulullah SAW senang menggendong muezza dan meletakkan di pahanya setiap kali menerima tamu di rumah. <br />
<br />
Bahkan Rasulullah SAW pernah berpesan kepada para sahabat bahwa kucing hendaknya disayangi seperti menyayangi keluarga sendiri. Sebab, Allah akan memberikan pahala apabila umat Islam yang menyayangi dan memelihara kucing.<br />
<br />
Lalu bagaimana hukumnya jika menabrak kucing? Rupanya, menabrak kucing dengan tidak sengaja, maka penabrak tidak tidak akan menanggung risiko apapun. Sebagaimana firman Allah SWT, “Tidak ada dosa bagi-mu untuk perbuatan yang kamu tidak sengaja, tetapi (yang ada dosa) apa yang disengaja oleh hatimu.” (QS. al-Ahzab: 5)<br />
<br />
Dari ayat ini, dapat disimpulkan, jika Anda menabrak "si Manis" hingga mati tanpa sengaja karena tidak dapat menghentikan kensaraan secara mendadak, maka Anda tidak berdosa. Sebaliknya, Anda berdosa jika dengan sengaja membunuhnya tanpa ada alasan yang bisa dibenarkan.<br />
<br />
Meskipun demikian, orang yang menabrak kucing hendaknya menguburkan kucing tersebut sebagaimana layaknya. Tujuannya, agar bangkai kucing tersebut tidak mengganggu orang lain. Selain itu, jika pemilik kucing keberatan, maka Anda wajib menanggung ganti rugi kepada pemiliknya.<br />
<br />
Perlu pula diketahui, agar tidak menganggap semua yang terjadi pada diri kita, karena kucing yang mati tergilas ban motor. Ini bisa menjadikan kita syirik, karena menganggap kucing sebagai pembawa bencana. Padahal semua yang terjadi di muka bumi ini atas izin Allah SWT.<br />
<br />
Akhirnya Adi sang Bikers itu, mulai paham. Sambil merapatkan kedua telapak tangan di dadanya, menarik napas panjang, dia berujar, "Alhamdulillah perasaan saya sudah tenteram setelah mengetahui semua itu". <b>(syahrir hakim)</b></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-35812541934191889052019-09-03T04:17:00.000-07:002019-09-04T23:15:19.594-07:00Ikrarnya Orang-orang "Pilihan"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzOUspzzwgCoHSUOAdTdmmiVXHlWecTf49gueTwjru0MmoRzaQeW7Qz0aY5q0rXthMrefA5mCFd-hN5pw1AUFwzJgqHpQNI3xuUph9ozRdftCKhGVn_gI3jCXhLC_3o4sXRbhNeHY9m6I/s1600/IMG-20190902-WA0014.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="780" data-original-width="1040" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzOUspzzwgCoHSUOAdTdmmiVXHlWecTf49gueTwjru0MmoRzaQeW7Qz0aY5q0rXthMrefA5mCFd-hN5pw1AUFwzJgqHpQNI3xuUph9ozRdftCKhGVn_gI3jCXhLC_3o4sXRbhNeHY9m6I/s320/IMG-20190902-WA0014.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<b>SETELAH mengucapkan sumpah dan janji secara bersama-sama, orang-orang "pilihan" itu berhak menyandang predikat sebagai anggota DPRD. </b><br />
<br />
Dalam agama, sumpah adalah menguatkan sesuatu dengan menyebutkan nama Allah. Sedangkan janji diartikan sebagai ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat dan tidak berbuat sesuatu. <br />
<br />
Sumpah dan janji yang diucapkan anggota DPRD Kota Parepare dan di beberapa kabupaten dan kota, dimaknai sebagai kesanggupan dan kesediaannya melaksanakan kewajibannya sebagai wakil rakyat. <br />
<br />
Setelah mengucapkan sumpah dan janji, maka resmilah memangku jabatan sebagai<br />
anggota DPRD periode 2019-2024. Sebagai masyarakat awam menaruh harapan agar wakil rakyat yang baru dilantik benar-benar melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya bernapaskan sumpah dan janjinya.<br />
<br />
Selain itu, anggota DPRD diharap peka akan nasib rakyat. Menerima saran dan kritik demi kemajuan pembangunan daerah yang bermuara kepada kesejahteraan masyarakat. <br />
<br />
Soal kritikan terhadap anggota dewan yang terhormat itu, sebuah laman saya kutip mencontohkan. Seorang seorang pelajar mendapatkan hadiah Vespa plus uang tunai Rp25 juta, setelah mengkritik anggota DPR. Nasib mujur dialami pelajar STM II Palembang bernama Aji Pratama itu. Usai mengkritik anggota dewan, malah dapat hadiah.<br />
<br />
Ledekan atau kritikan Aji itu dilakukan di hadapan para anggota DPR RI di lobi Gedung Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, tahun lalu. Itu pun merupakan bagian dari lomba stand up comedy yang digelar para pejabat Senayan dengan tema Kritik DPR.<br />
<br />
Aji mengatakan, dirinya yang kerap bolos, tidur di kelas, dan memotong biaya SPP memiliki sifat yang sama dengan para anggota DPR. Setidaknya ucapan Aji itu dilakukan di gedung DPR RI serta di hadapan para anggota DPR dari berbagai partai.<br />
<br />
Berikut ini beberapa kutipan ucapan Aji yang membuat para penonton tertawa. “Gimana gitu, aku sama DPR, kita itu satu fashion, satu lifestyle. Pokoknya kalian itu panutankulah,” ucap Aji langsung disambut tawa.<br />
<br />
“Ada anggota DPR suka korupsi, aku juga korupsi, korupsi duit SPP. Cuma bedanya kalau ketahuan. DPR kalau ketahuan korupsi dipenjara, enak. Aku waktu itu pernah ketahuan korupsi Rp100 ribu dipukul sampai nangis,” kata Aji membuat para anggota DPR tertawa terbahak-bahak.<br />
<br />
Menanggapi hal itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, lomba stand up comedy yang bertajuk ‘Kritik DPR’ justru sengaja dilakukan karena anggota DPR butuh kritikan, bukan anti-kritik. “Maka kami memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan kritiknya,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet.<br />
<b> (syahrir hakim)</b></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-14222882007426195712019-09-01T04:14:00.000-07:002019-09-04T23:15:42.981-07:00Gaya Milenial Memaknai Hijrah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjla-is9PF7bWx_WVgJOAWMOe9yaZnliy_zyvoF1IILJmBBTkCToWgb4ScGkjosU-aW3JNYO6oLUZyu4AtXxjOJ9S8jyQ-dT1x1npR9VO9s-tZuyqtxbmNcsPGuyM0DHvogHrtTSdmzMyA/s1600/HijrahOK.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="385" data-original-width="696" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjla-is9PF7bWx_WVgJOAWMOe9yaZnliy_zyvoF1IILJmBBTkCToWgb4ScGkjosU-aW3JNYO6oLUZyu4AtXxjOJ9S8jyQ-dT1x1npR9VO9s-tZuyqtxbmNcsPGuyM0DHvogHrtTSdmzMyA/s400/HijrahOK.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr align="right"><td class="tr-caption"></td></tr>
</tbody></table>
<b>Oleh Syahrir Hakim</b><br />
<br />
<b>HIJRAH bermakna keluar dari tempat yang buruk menuju tempat yang baik, sebagaimana hijrahnya Rasulullah SAW bersama para sahabat dari Makkah menuju Madinah. Allah bahkan telah menyediakan tempat dan sarana berhijrah secara gratis kepada makhluk-Nya, tinggal bagaimana menyikapinya.</b><br />
<br />
Di era ini, semua akses bisa dijangkau dengan mudah. Mulai dari transportasi, tempat tinggal, komunikasi, hingga media dakwah. Dengan kemudahan akses-akses tersebut, tentunya kita lebih bersemangat dalam berhijrah. Sepatutnya sebagai seorang muslim, kita harus memanfaatkan teknologi canggih itu untuk sarana berhijrah. <br />
<br />
Hijrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy Makkah. <br />
<br />
Definisi lain, yaitu berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (demi keselamatan dan kebaikan).<br />
<br />
Adapun hijrah yang saat ini dimaknai para generasi milenial lebih pada perubahan sikap, gaya hidup dan tata cara berpakaian sesuai syariat Islam. Hijrah dalam perspektif yang baru dimaknai lebih personal, yakni perpindahan dari diri dengan segala masa lalu buruknya ke diri yang baru dan fitrah.<br />
<br />
Hijrah ala generasi milenial tak mengharuskan Anda untuk meninggalkan suatu tempat. Pindah. Tetapi yang harus Anda lakukan adalah mengubah sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam.<br />
<br />
Gaya hijrah generasi milineal identik dengan perubahan signifikan terhadap cara berpakaian. Sebelumnya, mereka ramai-ramai mengenakan jeans dan pakaian ketat. Kini berubah menjadi lebih syar’i, dengan kerudung panjang dan lebar menutupi dada dan baju yang longgar, bahkan bercadar. Sedangkan laki-laki cenderung memanjangkan jenggot dan memendekkan celananya di atas mata kaki.<br />
<br />
Konten-konten yang mereka bagi di media sosial pun cenderung sama. Ceramah singkat ustaz-ustaz yang sedang naik daun di media sosial seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Khalid Basalamah, Ustaz Hanan Attaqi, dan Ustaz Abdul Somad.<br />
<br />
Konten lain berupa kata-kata motivasi untuk memperbaiki diri agar jodohnya dipercepat. Motivasi untuk menjauhkan diri dari pacaran, termasuk konten-konten yang menyerukan untuk melakukan nikah muda.<br />
<br />
Indikasi yang paling mudah dilihat, khususnya bagi para perempuan yang sedang memulai hijrahnya adalah terhapusnya foto-foto selfie yang menampakkan wajah ayu mereka. Jikalau ingin mengunggah foto selfie, mereka akan menutupi wajah mereka dengan tangan atau meletakkan emoticon sedemikian rupa. <br />
<br />
Tujuannya, wajahnya tidak terekspos dengan sempurna. Hal ini dilakukan karena mereka meyakini bahwa wajah adalah aurat yang harus ditutupi. Bukan diumbar dan menjadi konsumsi warganet.<br />
<br />
Ada beragam motivasi berhijrah. Seperti kegagalan dalam percintaan. Diputusin atau diselingkuhi oleh sang pacar. Merasa terluka. Akhirnya mendekatkan diri kepada Allah SWT, berharap agar segera mendapatkan ganti dengan jodoh baru yang lebih baik.<br />
<br />
Ada pula yang memandang hijrah sebagai tren, untuk menguatkan dirinya sebagai generasi kekinian yang Islami. Mereka ikut berhijrah. Namun, ada juga yang memang sungguh-sungguh dari awal ingin memperbaiki diri. Ini karena kesadaran dari dalam diri. Bukan dipengaruhi oleh kegagalan percintaan di masa lalu atau ikut tren belaka.<br />
<br />
Ketika memutuskan berhijrah, mereka perlahan menarik diri dari pergaulan dan gaya hidup yang tidak bernapaskan Islam. Hal ini karena esensi hijrah yang memang erat kaitannya dengan nilai-nilai religius. <br />
<br />
Selain cara berpakaian, mereka pun menghindari penggunaan bahasa Inggris dalam interaksi di media sosial. Istilah seperti goodluck, Get well soon, Thank you dan lainnya dicarikan padanannya ke dalam bahasa Arab. Itu karena identitasnya sebagai “bahasa umat Islam”. Idola mereka pun berpindah haluan kepada para hafiz dan tokoh-tokoh Islam.<br />
<br />
Bagi mereka yang dahulunya sangat terobsesi dengan pesona artis, seorang k-popers, dan gemar belanja online, tiba-tiba timbul kegalauan saat ingin berhijrah. <br />
<br />
Meskipun sebenarnya sah-sah saja menyukai artis korea dan belanja online. Tetapi mereka yang berhijrah merasa bahwa gaya hidup semacam itu tidak matching dengan apa yang sedang mereka jalani. Kenapa? Sebab sekali lagi, hijrah dan gaya hidup Islami adalah kesatuan yang utuh.<br />
<br />
Menyadari kepedulian generasi milenial yang baru berhijrah, media sosial akhirnya memanfaatkan kesempatan ini. Menjadikan akun-akun yang beratmosfer hijrah, tidak hanya untuk memberikan tuntunan dan motivasi berhijrah yang benar, tetapi juga sebagai sarana untuk berjualan. Tak jarang, akun-akun hijrah tersebut mengunggah gambar produk seperti gamis syar’i, satu set kerudung dan cadar, kaos, serta buku.<br />
<br />
Untuk meningkatkan daya tarik, biasanya produk tersebut dipromosikan (endorse) oleh selebgram yang juga melakukan hijrah yang sama. Mereka akhirnya memiliki ruang untuk menyalurkan hasrat belanja. <br />
<br />
Semakin kuatlah gaya busana khas para penghijrah yang modis nan syar’i. Begitulah, perkawinan antara agama dan komodifikasi tak bisa dinafikkan sebagai alasan mengapa hijrah ala generasi milenial sangat digandrungi.<br />
<br />
Akhirnya, hijrah generasi milenial tidak hanya memindahkan gaya hidup yang dulu ke gaya hidup yang sekarang. Tetapi juga bagian dari fenomena sosial yang memperkuat identitas sebagai generasi milenial versi syariah. <b>(dari beberapa sumber)</b></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-48694766321413877882019-08-24T23:30:00.003-07:002019-09-04T23:19:05.747-07:00Dapat Potongan Tumpeng Setelah 19 Tahun Berkarya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 0px; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGv2Z-Wqm2ARyyqMJSOGWEHN7O3KvpBSnqhOL7zQEDOOlxWzzMticN9FgWfAv_Ri_xLNx0y3dpxPr5Hi2u7IY9CInfjxnw8dCdbt_yNqp7d_7sOgRjAR0UMwNWJY5iCiRK-gKGuAlrPb0/s1600/Tumpeng1+%25285%2529ok.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="592" data-original-width="506" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGv2Z-Wqm2ARyyqMJSOGWEHN7O3KvpBSnqhOL7zQEDOOlxWzzMticN9FgWfAv_Ri_xLNx0y3dpxPr5Hi2u7IY9CInfjxnw8dCdbt_yNqp7d_7sOgRjAR0UMwNWJY5iCiRK-gKGuAlrPb0/s320/Tumpeng1+%25285%2529ok.jpg" width="273" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<br />
<b>LANTUNAN</b> zikir dan Surah Yasin menggema di ruang redaksi lantai 3 Kantor Harian PARE POS. Sore itu, keluarga besar Harian PARE POS duduk bersimpuh di atas karfet pinjaman dari masjid depan kantor. Bersama sejumlah anak panti asuhan membaca Surah Yasin diimami ustaz dari pesantren. </div>
<div style="text-align: left;">
<br />
Surah Yasin, zikir, dan doa itu dibacakan dalam rangka memperingati Milad ke-19 Harian PARE POS. Meskipun dilaksanakan secara sederhana, namun khidmatnya lebih terasa. Ada beda peringatan hari lahir PARE POS dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, hari lahir koran lokal terbesar di Utara Sulsel ini diperingati di hotel berbintang. <br />
<br />
Yang diundang pun pejabat tinggi mulai dari Gubernur Sulsel, Bupati/Walikota di wilayah edar Harian PARE POS. Sejumlah sumber berita, relasi dan pelanggan serta pembaca setia PARE POS turut hadir memberi support.<br />
<br />
Serasa malam itu bertabur penghargaan bagi karyawan, wartawan, biro, agen yang berprestasi. Begitu pula sumber berita dan langganan serta pembaca yang setia mengikuti perkembangan informasi di Harian PARE POS. Meskipun saya tidak termasuk deretan penerima penghargaan, tetapi ada rasa bangga menyaksikan penyerahan penghargaan itu.<br />
<br />
Peringatan milad kali ini (Senin, 19 Agustus 2019) berlangsung sederhana. Direktur PARE POS menyarankan, cukup di ruang redaksi saja. Kata dia, akan lebih terasa khidmatnya. Lebih khusyu' jika kita bersimpuh menengadahkan kedua telapak tangan sambil berzikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa untuk kemajuan perusahaan, untuk keselamatan bersama, dan untuk kesejahteraan bersama.<br />
<br />
Dalam momen ini, saya sempat menjadi pusat perhatian. Mengapa, karena di saat pemotongan nasi tumpeng, direktur sempat bertanya "untuk siapa ini?". Maksudnya potongan nasi tumpeng itu diserahkan kepada siapa. Sejumlah teman masing-masing menyebut nama. Tetapi Direktur PARE POS akan menyerahkan potongan tumpeng itu kepada karyawan yang paling senior. Sambil melirik saya, Direktur HM Harun Hamu mengatakan, "Yang paling lama".<br />
<br />
Geeeer, hampir bersamaan teman-teman (karyawan, pen) menyebut nama saya. Ini sejarah bagi saya. Sejarah di kehidupan saya sebagai karyawan Harian PARE POS di bawah naungan PT Ajatappareng Press Intermedia. Betapa tidak, saya menerima sepiring potongan nasi tumpeng dari Direktur Harian PARE POS HM Harun Hamu setelah 19 tahun berkarya. <br />
<br />
Selama mengabdi di media cetak ini, tidak tanggung-tanggung. Banyak jalan mulus yang dinikmati. Tapi tidak sedikit hambatan di jalan menurun. Tanjakan serta jalan kerikil pun terkadang dilewati. Demi pengabdian yang dimulai dari Layouter, Wartawan, Redaktur, Koordinator Liputan (Korlip), hingga sekarang ini Sekretaris Redaksi. <br />
<br />
Karya kolektif itu, saya anggap maha besar. Saking besarnya, saya pernah menempel selembar kertas di depan pintu ruangan kerja dengan tulisan, "Di dalam ruangan kecil ini tercipta karya besar". Di dalam ruangan itulah kami bergelut setiap hari dari pagi ke siang hingga malam, untuk menerbitkan sebuah koran yang berisi informasi bagi pemerintah dan masyarakat.<br />
<br />
Terima kasih kepada pimpinan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan kesempatan berkarya serta berinovasi. Terima kasih pula kepada teman-teman di Redaksi, Iklan, Sirkulasi, dan Keuangan atas kerja samanya selama ini. Koran yang terbit setiap hari merupakan karya bersama teman-teman. (**)</div>
</div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-55499176885511690332019-07-27T00:59:00.000-07:002019-07-29T01:00:37.680-07:00Transaksi ATM Gagal, Tapi Saldo Berkurang<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ425Gpv1J8oeqZh-5UCmKenvZWaGG9kI1Ied6conbMSFUhsP1sI9P0-a_jGkqSGkr0m9gjlqCcrpxtTr4pHZqcvQ_s3sBsPaehFAwFmxFPxhSQl0uNE69uXhq0ljG_HMZEJdHxrtkU04/s1600/CS+BRI.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1371" data-original-width="1600" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ425Gpv1J8oeqZh-5UCmKenvZWaGG9kI1Ied6conbMSFUhsP1sI9P0-a_jGkqSGkr0m9gjlqCcrpxtTr4pHZqcvQ_s3sBsPaehFAwFmxFPxhSQl0uNE69uXhq0ljG_HMZEJdHxrtkU04/s320/CS+BRI.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><b><span style="font-size: xx-small;">Costumer Bank BRI Kantor Cabang Parepare, saat melayani nasabah.</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<b>BAGAIMANA</b> perasaan Anda ketika ingin menikmati weekend, tapi isi dompet menipis.
Padahal tabungan ATM masih terisi, tapi tidak bisa ditarik. Itulah yang
saya alami Sabtu dua pekan lalu (20/7).<br />
<br />
Ceritanya begini. Siang
itu, saya ke anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri. Sebelum masuk ke
ruang ATM, saya mendengar kalau hari itu Bank Mandiri terjadi error. <br />
<br />
Siaran
TV memberitakan, sejumlah nasabah bank tersebut kaget, setelah
mengetahui saldo tabungannya berkurang, ada pula nasabah justru
tabungannya bertambah. <br />
<br />
Setelah mengetahui semua itu, saya menuju
ATM BRI di Jalan Hasanuddin, Parepare. Dua kali saya melakukan
transaksi tapi gagal terus. Saya pindah ke ATM BRI cabang di Jalan
Ribura'ne. Transaksi yang saya lakukan lagi-lagi gagal. <br />
<br />
Apa
boleh buat dengan modal lima ribu rupiah uang di dompet, saya nekat
masuk warung kopi (Warkop) langganan saya. Pesan satu gelas teh tarik.
Untuk pertama kalinya saya ngutang di warkop tersebut. <br />
<br />
Jam
tangan saya menunjukkan angka 13.30. Baru sekitar sepuluh menit duduk
menikmati hangatnya teh tarik, ada SMS masuk. Ternyata pemberitahuan
dari BRI PENARIKAN TUNAI ATM. "Lha, koq bisa seperti ini, transaksi
gagal, tapi ada penarikan tunai," benak saya bertanya demikian. <br />
<br />
Saya
pun beranjak meninggalkan minuman yang tinggal setengah gelas. Langsung
mengecek saldo. Benar, saldo berkurang. Saya melaporkan hal itu ke
security yang sedang bertugas siang itu. <br />
Setelah diprint penarikab
terakhir, benar jika ada penarikan sejumlah tersebut. Saya disarankan
melaporkan ke Kantor Cabang BRI hari Senin, dengan membawa Buku
Tabungan, Kartu ATM, dan KTP. <br />
<br />
Hari Rabu (24/7) baru sempat
melaporkan kejadian itu ke Kantor Cabang BRI Parepare. Melalui Costumer
Service 1, saya diterima Bu Fitry. (Entah istri orang atau masih
perawan, saya tidak tanya).<br />
<br />
Setelah tanya ini itu, Kartu
Tabungan, Kartu ATM, dan KTP difotocopy, disarankan menunggu
pemberitahuan melalui notifikasi SMS. "Kami berharap sabar menunggu
proses selama 10 hari kerja," begitu saran bu Fitry. <br />
<br />
Jumat malam
(26/7) sekitar pukul 19.30 kembali menikmati suasana Warkop langganan
saya. Seruput demi seruput minuman hangat, terdengar notifikasi SMS.
Saya buka, ada transaksi kredit. Setelah meninggalkan warkop, saya ke
ATM mengecek benar tidaknya transaksi itu. Ternyata benar BRI telah
mengembalikan uang saya di ATM. terima kasih BRI. <br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<b>Parepare, 27 Juli 2019</b></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-42128649126731678372019-05-10T07:03:00.000-07:002019-08-27T01:13:33.937-07:00Penelepon Itu, Sok Kenal<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgehaA_9LQDsoDm37G469NDCAKVfJ7j60HcpC6uS-BzO7Y7PktyEuGwGHu2gGPx1bssJJrDCYzowyGPrwhtcOk1sAb8yU2kEADuJ5n2TtJSG0sNKyreDksItNeR2yNB1vnXh_iwT35RqnI/s1600/Penipuan+telepon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="403" data-original-width="403" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgehaA_9LQDsoDm37G469NDCAKVfJ7j60HcpC6uS-BzO7Y7PktyEuGwGHu2gGPx1bssJJrDCYzowyGPrwhtcOk1sAb8yU2kEADuJ5n2TtJSG0sNKyreDksItNeR2yNB1vnXh_iwT35RqnI/s320/Penipuan+telepon.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="right"><td class="tr-caption">Ilustrasi</td></tr>
</tbody></table>
<b>SORE </b>itu saya lagi mengerjakan tugas rutin di kantor. Tiba-tiba telepon saya berdering. <u>Meski</u> nomor yang masuk itu (081396148846) asing bagi saya, tapi tetap saya angkat.<br />
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Saya sambut dengan salam dan menanyakan dari siapa. Penelepon tidak langsung menjawab, dengan menyebut nama. Dia hanya mengatakan, jika baru saja ganti nomor. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Selanjutnya, dia menyebut nama saya dan menanyakan apakah saya sudah lupa dengannya. "Baru saja saya mau minta tolong, sudah nalupa maki," begitu kata di ujung telepon dengan logat Bugis.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Malah saya disuruh mengingat-ingat siapa teman saya polisi di Polres Parepare. Seingat saya tidak ada satupun polisi di Kota Parepare yang akrab dengan saya. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Coba ingat-ingat pak Syahrir siapa temannya polisi," kata si penelepon. Saya tanya, di Polres mana pak. "Parepare," jawabnya. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Di saat saya dilanda rasa penasaran. Saya cari aman. HP saya letakkan di meja tanpa menghiraukan lagi apa kata dia. Lama kelamaan tak ada lagi suara dari sana. Dalam benak saya, modus lagi.<br />
<br />
Dua jam kemudian saya hubungi WA teman jurnalis yang posting di Mapolres Parepare. Minta dichek nomor HP yang mengaku anggota Polres Parepare. Besoknya, saya terima balasan WA dari teman tadi, bahwa tidak ada anggota Polres tersebut yang memiliki nomor HP yang dimaksud. Ternyata betul, modus apa lagi yang akan dilancarkan. Entahlah.<br />
<br />
Hati-hati bila Anda menerima telepon seperti itu. Dengan nada sok kenal, meski tahu betul nama lengkap Anda. Bisa saja oknum tersebut melancarkan aksinya dengan modus yang ada di benaknya. (**)</div>
</div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-9986544913020705262019-05-04T07:28:00.000-07:002019-08-27T01:14:46.452-07:00Ketika Watshapp Saya Dihacker<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVvyIbwrxOLzYuVLSVU7Cnt32cDfdhXJsU5M0CWg_pZNDPdkIXryHjfLX8XeeE29peGsh4oFXHm__zPeTWx8FfKn_gKh1CQfjstkkfi0oDIELNncyTMPR7kZmZWPFKNzrR7RMpTcr-Kyw/s1600/WA+hacker.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="480" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVvyIbwrxOLzYuVLSVU7Cnt32cDfdhXJsU5M0CWg_pZNDPdkIXryHjfLX8XeeE29peGsh4oFXHm__zPeTWx8FfKn_gKh1CQfjstkkfi0oDIELNncyTMPR7kZmZWPFKNzrR7RMpTcr-Kyw/s320/WA+hacker.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="right"><td class="tr-caption">Ilustrasi</td></tr>
</tbody></table>
<b>PERNAH</b> kah Watshapp (WA) Anda dikuasai orang yang tidak bertanggungjawab? Bahasa kerennya, diretas atau dihack? Jika pernah bagaimana perasaan Anda ketika itu? Begitu pula yang saya rasakan saat itu.<br />
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Rabu malam (1/5) jelang Ramadan, saya komunikasi lewat messenger dengan seseorang yang belum saya kenal baik. Saya butuh sesuatu produk. Dia bersedia membantu saya. Lantas dia minta nomor WA saya. Langsung saya kirimkan. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Esoknya, Kamis malam dia menghubungi lagi. Katanya, WA saya tidak bisa dibuka. Padahal dia akan mengirim foto-foto model produk yang kekinian melalui WA.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dia meminta agar saya mengirimi kembali nomor kode yang masuk ke SMS saya. Memang saat itu ada nomor enam digit yang masuk ke SMS saya. Tanpa curiga sedikit pun malam itu juga saya mengirimkan nomor enam digit ke dia. Nah......, apa yang terjadi? Sejak saat itulah WA saya tidak aktif lagi. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Saya sibuk utak atik tapi tetap tidak bisa diaktifkan. Jam menunjukkan angka 24.00, tidak mau pusing. Nonaktifkan HP, simpan lalu tidur. Padahal akibatnya nanti fatal. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Esoknya Hari Jumat sekira pukul 11.30 Wita, putra saya nelepon dari Bontang (Kaltim) dengan nada bertanya. Perasaan putra saya, baru kali ini ada pesan WA seperti ini, "lagi dmn", tulis pengirim itu. </div>
<div dir="ltr">
Saya jawab telepon putra saya, bahwa sejak semalam pukul 23.00 WA saya tidak bisa dibuka, setelah saya chating messenger dengan seseorang. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Selang beberapa saat, adik saya di Bulukumba menerima pesan WA atas nama saya, minta sejumlah uang. Atas dasar itu, putra saya memastikan jika nomor WA saya telah dikuasai oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Puluhan telepon saya terima, dari teman, keluarga maupun anggota group WA ingin mengklarifikasi kebenaran pesan WA tersebut. (Minta ditransfer sejumlah uang). Yakinlah saya jika nomor WA saya telah dikuasai seseorang. Beberapa teman ingin membantu agar WA saya dapat dipulihkan. Tetapi semua usaha teman itu sia-sia. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dalam benak, saya harus bertindak cepat. Agar tidak banyak teman yang jadi korban. Saya buka akun fesbuk, menulis status berisi pengumuman. "Jika ada yang menghubungi lewat WA atas nama saya, meminta apa pun, jangan dilayani. Karena itu bukan saya, tetapi orang lain yang sengaja menguasai WA saya untuk menipu".</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Malam pukul 21.00 seorang teman menghubungi saya untuk ketemu di cafe sebuah hotel di kota saya sejam kemudian. Sejam kemudian saya bertemu dengan Brigpol Jamal Amin dari Unit Resmob Sat Reskrim Polres Parepare. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Beliau berusaha menenangkan saya. "Tidak usah khawatir, WA bapak akan kembali paling lambat pagi pukul 06.00," begitu kata dia sambil mengutak atik HP saya. Alhamdulillah, sekitar pukul 23.00 <u>Wita</u>, WA saya pulih kembali. Semua itu berkat <u>petunjuk</u> Brigpol Jamal Amin. (**)</div>
</div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-90977295416964062572019-04-17T04:22:00.000-07:002019-08-05T20:48:50.746-07:00Pemilu 2019, Serupa Tapi tak Sama 1977<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJN_Qenae2yZJyMtbzZJpAJAqJb10LgiE0FyN1xFcEFcj4Ep4lP9iTNnBviC-YJLATe-BlIDxQDmA3_LT9CBABVb7ZvGgvz5xXzUemOduRyEyHpxOhwYfb4EVtDX7mkkmmMQDCikB7p8E/s1600/TPS.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJN_Qenae2yZJyMtbzZJpAJAqJb10LgiE0FyN1xFcEFcj4Ep4lP9iTNnBviC-YJLATe-BlIDxQDmA3_LT9CBABVb7ZvGgvz5xXzUemOduRyEyHpxOhwYfb4EVtDX7mkkmmMQDCikB7p8E/s320/TPS.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><span style="font-size: xx-small;">Suasana pencoblosan di TPS 009, Kel Bumi Harapan.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div dir="ltr">
<b>ALHAMDULILLAH</b>, sebagai warga negara saya telah memberikan suara. Menyalurkan hak politik saya pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019. Apa pun hasilnya, itulah yang terbaik.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sekitar pukul 10.00 WITA, saya tiba di depan sebuah rumah sebagai lokasi tempat pemungutan suara (TPS) 009, di kota tempat tinggal saya. Sambil duduk menunggu antrean, saya teringat pemilu 1977. Pemilu ketiga di republik ini. Namun saat itu pertama kalinya saya mencoblos.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ada kemiripan pemilu 1977 dan 2019. Sama-sama mencoblos kertas suara. TPS-nya sama-sama di kolong rumah warga. Bedanya, Pemilu 1977 diikuti hanya 2 partai politik (parpol) dan 1 Golongan Karya (Golkar). Sedangkan Pemilu 2019 diikuti 16 parpol.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pemilu 2019 disebut lebih kompleks. Sebab memilih calon legislatif (caleg) DPR-RI, DPD, DPRD I, DRPD II dan calon Presiden-Wakil Presiden. Sedangkan pemilu 1977 hanya memilih caleg DPR-RI, DPRD I, dan DPRD II.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Di atas bilik tempat mencoblos ada terpal dibentang menutupi bagian bawah papan lantai rumah. Itu pada pemilu 2019. Sedangkan pemilu 1977, di TPS saya tidak pakai terpal penutup. Kondisi seperti itu rawan ketahuan apa yang dicoblos si pemilih. Sebab, ada saja peluang bagi orang iseng mengintip dari sela-sela papan lantai rumah tersebut.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pesta demokrasi digelar, Senin, 2 Mei 1977. Setelah mencoblos satu dari tiga tanda gambar, saya kembali ke rumah. Dengan hati lega, Alhamdulillah, telah menyalurkan hak politik saya sebagai warga negara dengan asas Langsung, Umum, BEbas, dan Rahasia (LUBER). (**)</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<b> Parepare, 17 April 2019</b></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-7038455234508834422019-03-21T01:38:00.004-07:002019-03-21T04:14:54.944-07:00Asyiknya Menyusuri Pinggang Bukit Kambo di Palopo<span style="font-family: "georgia" , "serif";">Oleh Syahrir Hakim</span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-DVxTNeD_qX4HdaR7Xl2IwefDfDj7u0QTDD-FaXy_l_fZJaM4BTXGjMx206oipSebGHcVQwmWm29srddngJ_xqE5-9gjvNHySDg3k8j8-BySSgEiiAm6biSZW4OTgM2Pu2VikbAZmhoI/s1600/IMG-20190302-WA0005.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="864" data-original-width="1152" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-DVxTNeD_qX4HdaR7Xl2IwefDfDj7u0QTDD-FaXy_l_fZJaM4BTXGjMx206oipSebGHcVQwmWm29srddngJ_xqE5-9gjvNHySDg3k8j8-BySSgEiiAm6biSZW4OTgM2Pu2VikbAZmhoI/s320/IMG-20190302-WA0005.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption">Saya bersama istri sedang memandang keindahan alam Palopo.</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "georgia" , "serif";"><br /><b>SORE</b> itu saya berada di Bukit Kambo. Letaknya di sebelah barat Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Obyek wisata ini, banyak dikunjungi wisatawan lokal. Mereka menilai obyek wisata alam ini mampu memanjakan mata pengunjungnya.<br /><br />Saya kagum ketika memandang Kota Palopo dari atas bukit. Masya Allah, bukit ini diam-diam seolah mengintip hamparan birunya Teluk Bone. Saya tak henti-hentinya berdecak kagum memandang ciptaan Allah SWT.<br /><br />Kota Palopo sejauh 224 kilometer dari kota saya, Parepare. Sudah lama saya ingin berkunjung di tanah Luwu ini. Baru terwujud beberapa hari yang lalu. Saya bersama puluhan bikers dari berbagai daerah menghadiri deklarasi Honda PCX Club Indonesia (HPCI) Chapter Palopo. Club bikers di kota itu.<br /><br />Hanya City Rolling sebagai rangkaian acara deklarasi itu yang saya ikuti. Selebihnya, saya dan istri dipandu kemenakan keliling Kota Palopo. Ingin menikmati keindahan kota itu. Lalu ke Bukit Kambo. Hanya 15 menit dari Hotel Liras di Jalan Pattimura, tempat saya menginap, hingga tiba di tujuan.<br /><br />Mengendarai motor Honda PCX 150 nomor polisi DP 2147 MC, terasa asyik menyusuri pinggang Bukit Kambo. Melalui jalan beraspal yang lumayan mulus, menanjak dan berkelok-kelok. <br /><br />Terasa ban belakang motor saya belum sempat lepas dari tikungan, ban depan sudah masuk lagi tikungan berikutnya. Begitu seterusnya, entah berapa kelokan dilalui, sampailah kami bertiga di depan sebuah warung. <br /><br />Saya menyaksikan sejumlah mobil mewah diparkir di pinggir jalan dekat dinding bukit. Para pemilik mobil itu, tampak sedang menyeruput sarabba panas sambil menatap jauh ke arah bawah. <br /><br />Di antara mereka ada yang mengambil gambar dengan ponselnya. Ada yang Selfi. Ada pula mengintip pemandangan melalui teropong (keker) yang disediakan pemilik warung.<br /><br />Saya singgah di salah satu warung yang berderet di sepanjang lereng Bukit Kambo. Di warung ini kami disuguhi pemandangan yang eksotis. Di lereng Bukit Kambo saya menyaksikan indahnya alam ciptaan Allah SWT dalam kondisi udara yang dingin.<br /><br />Sinar matahari tampak perlahan-lahan ditelan ufuk barat. Udara semakin dingin seolah menyelimuti tubuh saya. Namun tubuh kembali hangat setelah menyeruput sekali dua kali sarabba panas. Sarabba adalah minuman segar yang terbuat dari bahan jahe, gula merah, dan santan. Mirip bandrek atau sekuteng di Jawa.<br /><br />Hanya setengah jam di warung itu terdengarlah lantunan ayat suci Alquran dari menara masjid. Pertanda sesaat lagi waktu Magrib tiba. Kami pun bertiga beranjak dari warung itu. Meninggalkan Bukit Kambo. Saya mengendalikan motor dengan ekstra hati-hati. <br /><br />Sebab, jalanan yang berkelok-kelok itu menurun. Terasa lebih ekstrem ketika menyusuri tanjakan. Tak terasa kami tiba di Latuppa. Salah satu Obyek wisata alam. Tak jauh dari Bukit Kambo. Setelah salat Magrib, kami pun menikmati manis dan gurihnya durian Palopo. Itulah secuil pengalaman yang saya nikmati di Bukit Kambo Kota Palopo. (*)<br /><br /><br />Parepare, 21 Maret 2019</span>Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-85322732568856023982018-12-31T03:23:00.000-08:002019-01-01T03:30:48.949-08:00Mengapa Orang Merayakan Tahun Baru?Sambut Tahun Baru 2019 <br />
<br />
Oleh Syahrir Hakim <br />
<br />
LEBIH setahun saya tidak ngeblog. Alasannya, didera 'penyakit' malas. Padahal banyak waktu terbuang. Jam-jam istirahat kantor maupun di hari-hari libur. Kebun ide pun seolah kering karena tidak pernah diisi.<br /><br />Menyambut tahun baru 2019, kedua ujung telunjuk saya mulai gatal untuk menekan tombol huruf- huruf di layar IPad saya. Benda canggih ini sudah lama 'dilemarikan'. Iya lagi-lagi itu tadi. Didera rasa malas.<br /><br />Oke, lupakan rasa malas itu. Mari kita sambut tahun baru 2019. Tahun 2018 akan berlalu meninggalkan kenangan. Tergantikan tahun 2019. Kita semua berharap, semoga kehadiran 2019 membawa harapan baru, berkah, dan kedamaian bagi penghuni negeri ini. <br /><br />Detik-detik pergantian tahun akan bergema di seantero belahan dunia. Semarak dengan berbagai jenis aktivitas. Terkadang dalam benak muncul pertanyaan. Mengapa orang merayakan tahun baru? Hemat saya mengatakan, aktivitas penyambutan setiap tahun baru, setidaknya ada dua alasan.<br /><br />Pertama, ada sebagian yang merasa layak merayakan pergantian tahun, karena mereka merasa cukup sukses menjalani tahun sebelumnya. Kedua, sebagian pula menginginkan harapan baru di tahun yang baru, setelah mengalami sejumlah kegagalan di tahun sebelumnya. <br /><br />Pertanyaannya, Anda masuk di golongan mana? Jika masuk golongan pertama, artinya Anda merayakan sebuah kesuksesan. Bukan hanya mencari harapan baru tanpa berusaha memperbaiki kegagalan yang pernah mendera. Menyikapi tahun baru boleh lah disebut, saat yang pas untuk mengintrospeksi diri, agar kita tidak lupa diri. <br /><br />Bagaimana pula dengan orang yang termasuk golongan kedua? Setiap tahun membuat target, tanpa dibarengi semangat juang merealisasikan targetnya. Lagi pula mereka kurang disiplin berusaha meraih target kesuksesan, sehingga target tersebut tetap akan bertengger di tahun depan.<br /><br />Saya ingat petuah orang bijak, "Kadang tanpa sadar, kita jadi manusia yang terlalu sering berharap, tapi jarang berusaha. Akhirnya hanya kecewa yang dapat kita petik. Lantas menyalahkan nasib karena tak pernah memberi apa yang kita inginkan". <br /><br />Petuah itu berlanjut, kita kadang haus motivasi, tapi terlalu malas untuk beraksi. "Mimpi tanpa aksi, namanya angan-angan. Tidak akan pernah jadi kenyataan," tuturnya. <br /><br />Nah kembali ke malam pergantian tahun. Khusus di kota-kota besar, malam pergantian tahun selalu dirayakan dengan pesta kembang api. Atraksi yang meriah sampai dini hari. Tidak ketinggalan tempat-tempat rekreasi, hotel maupun restoran berlomba menyemarakkan malam tahun baru. <br /><br />Pengelolanya mendesain acara yang dapat menarik pengunjung ke tempat mereka. <br />
Lalu, apa sebenarnya makna dari malam tahun baru itu? Saya menyontek Wikipedia, bahwa malam tahun baru, adalah kebiasaan dalam kebudayaan barat untuk merayakannya dengan pesta-pesta atau acara berkumpul bersama kerabat, teman, atau keluarga menanti saat pergantian tahun. <br /><br />Bagaimana pula sebaiknya menyikapi suasana malam pergantian tahun? Tanggapan masyarakat berbeda-beda. Ada yang melakukan zikir bersama sambil merenungi jejak setahun silam. Ada yang menyikapi biasa saja. Ada pula sekadar mencari hiburan di luar rumah atau hanya menonton televisi. Tetapi tidak kurang jumlahnya yang sama sekali tidak ikut merayakan. Alasannya, malam pergantian tahun sama seperti malam-malam sebelumnya. <br /><br />Namun, menurut hemat saya yang mungkin sependapat dengan pembaca, meski malam tahun baru sama seperti malam biasanya, setidaknya ada sedikit perbedaan. Suasana dan keinginan agar hari esok lebih baik dari hari kemarin. Tapi semua itu, tergantung dari persepsi di masyarakat.<br /><br />Di malam pergantian tahun, sudah jelas kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penghidupan pada tahun sebelumnya. Kemudian merenungi pencapaian selama setahun terakhir, agar tahun berikutnya dapat lebih baik lagi. Selain itu, menjalin hubungan kebersamaan, sebab di malam tahun baru adalah waktu yang pas untuk berkumpul bersama keluarga. <br /><br />Bagi masyarakat dapat memetik keuntungan di malam pergantian tahun. Dengan bertambah penghasilan mereka. Seperti penjual terompet, penjual makanan dan minuman. Bertambahnya pemasukan untuk kalangan pengusaha kuliner, tempat rekreasi, hotel, maupun pusat perbelanjaan. <br /><br />
Itulah sisi positif yang dapat dipetik di malam pergantian tahun. Meski ada sisi positifnya, tetapi harus pula diwaspadai sisi negatifnya. Karena seringnya terjadi perilaku menyimpang di kalangan remaja. Misalnya, penyalahgunaan narkoba dan pergaulan tanpa batas. Kebut-kebutan yang rawan terjadi kecelakaan. Semoga bermanfaat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-41715521077569041702018-01-25T19:25:00.000-08:002018-01-24T19:33:25.710-08:00Hari Gizi Nasional; Alarm untuk Sadar, Gizi Itu Penting!<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtOZMANu4qwaTRho07WIIkjy-quJwHrYOW2Iz13DoxXivgquESu8rkxQnYWRoBxD_kmfT5nfNmVJ3XaglttINe7rOJYFRoXFzgA6O27pyX1uLrqfJzNVgb6zKmRsSVJRIQHkDKe1ogc0A/s1600/Syahrir+Hakim.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1420" data-original-width="1115" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtOZMANu4qwaTRho07WIIkjy-quJwHrYOW2Iz13DoxXivgquESu8rkxQnYWRoBxD_kmfT5nfNmVJ3XaglttINe7rOJYFRoXFzgA6O27pyX1uLrqfJzNVgb6zKmRsSVJRIQHkDKe1ogc0A/s200/Syahrir+Hakim.jpg" width="156" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Oleh Syahrir Hakim</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
<b>SEORANG</b> anak usia bawah lima tahun (Balita) tampak lemas di pangkuan ibunya. Badannya kurus, otot mengecil, perut membuncit, dan kulit kering mengeriput. Balita itu menderita gizi buruk.<br />
<br />
Derita seperti inilah yang melanda sebagian balita di Kabupaten Asmat dan Bintang, Provinsi Papua. Akibatnya, puluhan dari balita itu meninggal. Pemerintah setempat kini sementara berupaya mengatasi derita yang sedang dialami anak-anak rakyatnya. <br />
<br />
Permasalahan gizi yang dihadapi negara kita akan berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Permasalahan gizi yang dimaksud antara lain kegagalan pertumbuhan<br />
ada awal kehidupan. <br />
<br />
Balita seperti itu rendah berat badannya waktu lahir, pendek, dan kurus. Kondisi ini akan berdampak pada pertumbuhan selanjutnya. Anak yang kekurangan gizi nantinya akan mengalami hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan, sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas di masa dewasa.<br />
<br />
Hari ini (25 Januari), bertepatan dengan Hari Gizi Nasional (HGN). HGN bukanlah termasuk hari-hari besar nasional yang ditetapkan oleh presiden. Tetapi hari yang ditetapkan atau disepakati oleh lembaga bersangkutan.<br />
<br />
Namun demikian, HGN bukanlah sekadar momentum. Tetapi sesungguhnya hari ini adalah sebagai bentuk peringatan, bahwa gizi turut berperan penting dalam kehidupan kita. Peringatan hari ini sebagai alarm untuk sadar bahwa gizi itu penting!<br />
<br />
Sebagai makhluk hidup, tentu tak bisa lepas dari makanan. Makanan yang dikonsumsi pun tidak asal makanan. Akan lebih baik jika makanan yang bergizi. Selain untuk menunjang keberlangsungan hidup, makanan bergizi pun berguna sebagai penunjang kesehatan. Selain itu, dapat berpengaruh pada perkembangan organ vital terutama pada masa kehamilan.<br />
<br />
Jika kita mengonsumsi makanan yang bergizi tentu penyakit pun bisa diatasi. Terlebih penyakit yang sering dialami masyarakat di zaman now. Penyakit terkait perilaku dan pola makan yang kurang baik seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes melitus. <br />
<br />
Kembali kepada momen HGN. Menurut sumber, HGN pertama kali diadakan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada pertengahan tahun 1960-an. Dilanjutkan oleh Direktorat Gizi pada tahun 1970-an hingga sekarang. <br />
<br />
Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia. Ditandai berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan pada 26 Januari 1951 oleh Prof Poorwo Soedarmo. <br />
<br />
Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Di kemudian hari disepakati bahwa HGN ditetapkan setiap tanggal 25 Januari.<br />
<br />
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr Anung Sugihantono M.Kes mengatakan, dengan momentum HGN ke-58 hari ini, kita dapat bersama-sama melakukan langkah strategis. <br />
<br />
Memperbaiki status gizi masyarakat dengan menurunkan stunting, sebagai investasi bangsa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di dunia global.<br />
<br />
Dia pun berharap, kiranya peringatan Hari Gizi Nasional ke-58 tahun 2018 dapat menghasilkan komitmen dan kolaborasi seluruh elemen bangsa untuk bekerja bersama mencegah stunting demi mencapai bangsa Indonesia yang sehat dan sejahtera.<br />
<br />
Stunting, terjadi karena kekurangan gizi kronis. Penyebabnya, kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, sehingga mengakibatkan kegagalan pertumbuhan, dan kurangnya kemampuan kognitif. Balita tidak berkembang maksimal dan mudah sakit.<br />
<br />
Dalam rangka menurunkan angka stunting di Indonesia, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita. Oleh karena itu, saat ini pemerintah dan seluruh masyarakat diharapkan dapat bekerja bersama secara terintegrasi untuk mencegah stunting, dengan fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). <br />
<br />
Periode 1.000 HPK yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun adalah masa kritis yang menentukan masa depan seorang anak. Dampak buruk kekurangan gizi pada periode 1.000 HPK akan sangat sulit diperbaiki. <b>(**)</b><br />
<br />Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-56121460345939911492017-10-04T00:24:00.005-07:002017-10-04T00:24:44.709-07:00Ibadah Khusyu' Komunikasi pun Lancar<h3>
Asyiknya Bersama Telkomsel di Tanah Haramain</h3>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8ifXiIP5cpYwTQCH50G2GdhrWV5_2fqx6bd_tWHVhFD6ObmvisNQNxVkuhtoFuGBz73npsIj54lh0czIqPM2TBrGooGiHs1T3YwfK93nEE0_p4NIwLgL15pwPHVrzzjxWyTnTrgxjj8c/s1600/IMG_20170418_092536okkk.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="935" data-original-width="1247" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8ifXiIP5cpYwTQCH50G2GdhrWV5_2fqx6bd_tWHVhFD6ObmvisNQNxVkuhtoFuGBz73npsIj54lh0czIqPM2TBrGooGiHs1T3YwfK93nEE0_p4NIwLgL15pwPHVrzzjxWyTnTrgxjj8c/s320/IMG_20170418_092536okkk.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penulis ketika usai melaksanakan Tawaf Sunah</td></tr>
</tbody></table>
<b>Oleh Syahrir Hakim</b><br /><br /><b>MEMBACA</b> pengumuman lomba karya tulis Telkomsel yang ditempel di dinding ruang redaksi koran ini, memantik gairah saya ikut berkompetisi. Keikutsertaan tulisan ini, sekadar berbagi pengalaman berumrah dengan menggunakan paket Telkomsel.<br /><br />Lima bulan berlalu, tepatnya 12-22 April, saya diberi kesempatan oleh perusahaan koran ini melaksanakan umrah. Saya pun terharu, karena tidak menyangka akan menerima kesempatan tersebut. Namun, hati saya berkata bahwa, "Ini adalah panggilan Baitullah".<br /><br />Saat itu pula bibir saya terasa bergetar melafalkan, "Labbaika allahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik, Innal hamda wanni'mata laka wal mulka, laa syarikalak" Artinya, "Kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu dan kami memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kekuatan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu". <br /><br />Menginjakkan kaki di Tanah Haramain (sebutan untuk dua kota suci Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah) merupakan impian setiap muslim. Alhamudillah, perjalanan ibadah saya selama di Tanah Haramain terasa nikmat dan nyaman. Semoga ibadah ini diterima Allah SWT, sebagai umrah yang makbul.<br /><br />Bersama sejumlah jemaah Al Buruj Tourism terbilang khusyu' melaksanakan ibadah. Semua program yang telah dijadwalkan terlaksana dengan baik, lancar, dan penuh semangat. Baik ibadah maupun ziarah dalam dan luar Kota Madinah dan Makkah.<br /><br />Demikian juga komunikasi dengan keluarga yang ditinggalkan di tanah air tetap lancar. Proses pengiriman naskah laporan perjalanan umrah setiap hari untuk dimuat di koran ini pun tidak menemui kendala. Semua itu, berkat layanan international roaming Telkomsel hasil kerja sama dengan operator di Saudi Arabia.<br /><br />Saya tidak salah memilih Telkomsel. Ternyata asyik digunakan berkomunikasi dari Tanah Haramain ke Indonesia. Alasannya, karena memang visi Telkomsel menjadi penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital mobile kelas dunia yang terpercaya.<br /><br />Berkat Telkomsel, silaturahmi dengan keluarga tidak perlu mengganggu ibadah. Artinya, tidak perlu repot-repot mengganti kartu. Sebab paket umrah Telkomsel sudah menjamin kelancaran berkomunikasi. Apalagi proses pengiriman naskah berita melalui WhatsApp setia saat tetap lancar.<br /><br />Sebelumnya, saya sempat tergoda untuk mencoba layanan dari operator di Saudi Arabia, seperti STC, Zain, atau Mobily yang disebut-sebut lebih murah. Itu saya dapatkan ketika menjelajahi internet. Namun dengan pertimbangan kemudahan, akses komunikasi tak terbatas dan tetap efisien, saya lebih memilih menggunakan Telkomsel dengan paket yang ditawarkan. <br /><br />Beberapa hari sebelum berangkat ke Tanah Suci, saya menyempatkan diri ke GraPARI Parepare di Jalan Bau Massepe. Kedatangan saya di sana untuk konsultasi soal penggunaan kartu Telkomsel di Tanah Suci. <br /><br />Setelah mendapat giliran pelayanan, customer service menjelaskan paket 14 hari selama di Arab Saudi seharga Rp500 ribu. Keuntungannya, selain akses internet, pelanggan dapat menelepon dan ditelepon dari dan ke Indonesia selama 30 menit, serta mengirim 30 SMS. <br /><br />Saya lebih membutuhkan layanan data dan komunikasi menggunakan media sosial, terutama WhatsApp dan Faceebook. Paket ini pun saya aktifkan mulai dari Makassar dengan menghubungi *266#. Hari itu juga, (Rabu, 12 April 2017) mengirim laporan persiapan keberangkatan jemaah umrah Al Buruj di Bandara Hasanuddin. <br /><br />Sejatinya, umrah itu mengunjungi atau berziarah ke Baitullah dengan melakukan interaksi dengan Allah SWT. Umrah diawali berpakaian ihram, mengambil miqat di Zulkhulaifah atau lebih dikenal dengan Bir Ali, lalu berniat melaksanakan umrah karena Allah. <br /><br />Tiba di Masjidil Haram, menerima pengarahan dari Pembimbing Ustaz Ikhwan Abd Jalil LC MA cara melaksanakan Tawaf. Saya bersama jemaah lainnya kemudian melaksanakan Tawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali. Lalu Sa'i antara Shafa dan Marwah. Terakhir Tahallul (mencukur rambut di kepala). Itulah rukun umrah. <br /><br />Dengan menanggalkan status sosial, pangkat, dan jabatan, kesetaraan antara sesama muslim semakin menunjukkan peningkatan kualitas diri dan kemuliaan di hadapan Allah SWT. Tentu saja peningkatan kualitas diri ini harus berbanding lurus kualitas komunikasi. Terutama komunikasi dengan sanak, keluarga, dan teman-teman di tanah air.<br /><br />Satu lagi keistimewaan Telkomsel, jemaah pelanggannya tidak perlu khawatir akan kehabisan kuota atau pulsa selama berada di Tanah Haramain. Sebab Telkomsel telah menghadirkan GraPARI di Kota Makkah.<br /><br />Tempatnya strategis di Lantai P3 di Grand Zam Zam/Abraj Al Bait persis depan Masjidil Haram. Sebelah kiri arah ke restoran tempat makan malam saya bersama jemaah Al Buruj lainnya. Malah pernah mengantar Jamal Anto, teman sekamar saya mengisi pulsa di GraPARI Telkomsel tersebut. (**)<br /> <br />Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-76210068799629784012017-09-20T23:29:00.000-07:002017-09-19T23:58:05.820-07:00Jadikan Momen Pilkada 2018 yang Halal, Damai, dan Sejuk Sambut Tahun Baru Islam 1439 Hijriah<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXOYrZSTuFL39SeB5dZMpDpYDTp036adVt7peh7DGJNkv1gC9PVRjyfPvVpaFUJEPyy9RiIDfJ7Gq9LTFcawTMFWADNG8xIcFzzAGo7kF5W6CTYTWDauQwi4RG9DI1m9ZV76JYyDT4Vs0/s1600/Wajah+2017.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1420" data-original-width="1115" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXOYrZSTuFL39SeB5dZMpDpYDTp036adVt7peh7DGJNkv1gC9PVRjyfPvVpaFUJEPyy9RiIDfJ7Gq9LTFcawTMFWADNG8xIcFzzAGo7kF5W6CTYTWDauQwi4RG9DI1m9ZV76JYyDT4Vs0/s200/Wajah+2017.jpg" width="156" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Oleh Syahrir Hakim</b></td></tr>
</tbody></table>
<b>PETANG</b> nanti insya Allah, umat Islam menyambut datangnya tahun baru Islam 1439 Hijriah. Menyambut 1 Muharam 1439 H dan menjadikan momen ini sebagai hijrah ke suasana yang lebih menyenangkan. Kondisi perekonomian yang lebih baik dan kondisi kesehatan yang lebih prima.<br />
<br />
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penyambutan tahun baru Hijriah dilakukan ba'da Ashar hingga terbenamnya matahari di ufuk barat. Tak ada bunyi terompet, tak ada pula dentuman kembang api yang bersahut-sahutan di udara. Hanya lantunan zikir dan doa menggema dari menara Masjid Raya Parepare. <br />
<br />
Momen penyambutan tahun baru Hijriah, pada hakikatnya sangat penting. Penting dalam arti kita dapat meresapi semangat tahun baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Apalah artinya semarak pergantian tahun, mana kala kita tidak bisa mendapat hidayah dan rahmat dari Allah SWT. <br />
<br />
Jadi, tolak ukur pergantian tahun, bukanlah semarak pergantian tahunnya, tetapi semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik. Utamanya dari segi iman, taqwa bahkan sikap kita sekalipun.<br />
<br />
Dengan datangnya tahun baru Hijriah ini, mari kita bersama menyikapi dan mengisi dengan target-target maupun makna kehidupan yang lebih berkualitas. Melakukan hijrah ke arah yang lebih baik. Apa arti perayaan, manakala tidak mengetahui makna secara positif bagi perjalanan hidup kita.<br />
<br />
Kita harus mencontoh momentum dimulainya penanggalan hijriah ini. Karena tanggal 1 Muharam itu merupakan sejarah yang sangat besar maknanya dalam perubahan Islam menuju arah yang lebih gemilang.<br />
<br />
Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah bertujuan menyusun strategi dakwah dalam penyebaran agama Islam. Lantas, apa yang harus dilakukan umat Islam di zaman sekarang ini? Apalagi dengan kehidupan duniawi yang semakin kompleks. Bahkan 'rebutan kekuasaan' menjelang pilkada 2018 mendatang terasa kian memanas.<br />
<br />
Dalam rangka hijrah, ada hal penting yang harus diperhatikan. Apa itu? Gelorakan terus semangat perubahan ke jalur yang lebih baik. Terutama dalam sendi-sendi kehidupan yang dijalani setiap diri seorang muslim.<br />
<br />
Tidak hanya dalam segi ibadah kepada Allah SWT, tetapi juga harus menjalin hubungan antara sesama manusia. Termasuk berhijrah dari kebiasaan bertindak zalim dalam masyarakat. Semisal pemimpin yang terkadang 'kurang adil' terhadap rakyatnya dengan mengingkari janji yang telah diumbar.<br />
<br />
Tahun baru Islam yang ditandai 1 Muharam 1439 Hijriah ini seyogianya kita jadikan momentum dalam meningkatkan solidaritas kepedulian sesama muslim. Terutama menjadikan diri pribadi lebih berkualitas dan bermakna bagi orang lain.<br />
<br />
Solidaritas antarsesama sangat diperlukan. Dalam kondisi seperti ini seringkali terjadi konflik-konflik kecil dalam masyarakat. Biasanya timbul akibat gesekan-gesekan yang dipicu oleh faktor politik setiap menjelang pesta demokrasi.<br />
<br />
Dengan semangat tahun baru Hijriah 1439 ini, mari kita ciptakan suasana damai untuk Kota Parepare yang kita cintai. Selain itu menjadikan Pilkada Serentak 2018 sebagai pilkada halal dan damai yang dapat menyejukkan hati rakyat. <br />
<br />
Betapa tidak! Kota Parepare saat ini diibaratkan seorang gadis jelita yang banyak dikejar-kejar kaum pria. Begitulah perumpamaan tentang Parepare yang diperebutkan oleh orang-orang yang ingin memimpin kota ini. Menurut para balon wali kota, 'jika Parepare di tangan mereka, kota ini akan lebih baik'. <br />
<br />
Saatnya warga Parepare mendambakan sosok pemimpin bijaksana. Pemimpin yang mampu berbuat dalam mendongkrak perekonomian rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan menekan angka kemiskinan. <br />
<br />
Akhirnya, saya menitip pesan bagi siapa pun yang akan bertarung dalam pilkada nanti, jadilah pemimpin dengan penuh ikhlas tanpa 'birahi dan ambisi'. Dengan semangat tahun baru Hijriah ini, kita ciptakan suasana yang aman dan damai berlandaskan iman dan takwa. Semoga bermanfaat, walau tidak sependapat. (**)<br />
<br />Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-78182633809820449282017-09-13T20:55:00.000-07:002017-09-17T20:56:12.098-07:00Beratnya Konsekuensi Menyandang Gelar HajiMenyambut Jemaah Haji Kota Parepare<br /><br />Oleh Syahrir Hakim<br /><br />JEMAAH haji Indonesia mulai berdatangan kembali ke tanah air. Hari ini pun, sebanyak 120 jemaah haji Kota Parepare dijadwalkan tiba di kota ini. Selanjutnya ke tempat asal masing-masing dengan menyandang gelar baru 'haji' untuk laki-laki dan 'hajjah' untuk kaum perempuan.<br /><br />Pada musim haji 1438 H ini, jemaah haji Indonesia kembali ke kuota normal sebanyak 221.000 orang. Kota Parepare tahun ini mendapat kuota 121 orang, itu pun pasca normalnya kuota. Sebelumnya, Parepare hanya mendapatkan kuota sebanyak 97 orang per tahun.<br /><br />Aturan kuota itulah, sehingga berangkat haji tahun ini membutuhkan perjuangan tersendiri. Kesiapan dana, ilmu, dan tenaga saja tidak cukup. Meski ketiga poin itu terpenuhi, jika “waiting list” alias daftar tunggu belum sampai, ya tak kunjung berangkat juga.<br /><br />Asal tahu saja, daftar tunggu calon haji (Calhaj) Indonesia rata-rata mencapai 30-35 tahun. Sementara untuk Calhaj Kota Parepare daftar tunggunya juga termasuk panjang, hingga 20 tahun ke depan. Bagi Calhaj yang sekarang berusia 50 tahun ke atas, jika masih diberikan umur panjang kemungkinan bisa berangkat sebagai 'haji manula'.<br /><br />Begitu tingginya daftar tunggu haji di negeri ini, sehingga pemerintah menyortir pendaftar; yang sudah pernah berhaji, tidak boleh lagi berangkat. Soalnya banyak diantaranya yang berhaji hanya untuk jaga imej (Jaim) di lingkungannya. <br /><br />Ada juga orang berhaji hanya sekadar untuk kebanggaan. Jika sepulang haji tak disebut 'Pak Haji”'atau 'Bu Haji' mereka tersinggung. Saking bangganya dengan gelar itu, ada pula orang yang mau diberangkatkan haji oleh kantornya tahun depan, saat itu belum ada kuota, dia buru-buru pesan kartu nama: H Anu….. lengkap dengan alamat rumah dan kantornya.<br /><br />Padahal menyandang gelar haji itu konsekuensinya berat, paling tidak di lingkungannya. Jika ilmu agamanya pas-pasan, siapkah dia ditodong memimpin doa dalam acara selamatan, misalnya. Atau dipersilakan jadi imam di musala atau masjid jika imam tetapnya berhalangan?<br /><br />Setelah menyandang gelar haji, kita dituntut untuk meningkatkan nilai-nilai ibadah. Sebab, selama proses pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Mekkah, kita ditempa menjadi manusia yang sempurna. Sempurna dalam arti keberanian, kemampuan, kesabaran, serta kedispilinan dalam beribadah.<br /><br />Paling berat memang menyandang gelar haji. Sebab, akan menjadi standar atau acuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Ada perilaku yang salah sedikit saja, sudah dikomentari: 'Haji kok begitu?' Makanya, banyak diantaranya orang sudah berhaji, tapi tak pernah mencantumkan 'H' di depan namanya. Enggan pula pakai asesoris haji seperti peci putih, pakai sorban, atau berjubah.<br /><br />Selama melaksanakan prosesi haji di tanah suci, para sanak keluarga mendoakan semoga kembali dengan selamat menyandang predikat haji yang mabrur. Apa yang dimaksud haji yang mabrur? Dalam sebuah laman, saya dapatkan sejumlah indikator haji mabrur. Salah satu di antaranya adalah meningkatnya gairah beribadah sekembalinya dari tanah suci. Dibanding sebelum berangkat berhaji.<br /><br />Mereka yang meraih haji mabrur akan semakin rajin ke masjid untuk salat berjamaah ataupun menghadiri berbagai kegiatan keagamaan. Sebab, selama mereka di tanah suci telah melatih diri untuk terus menerus salat berjamaah di masjid. Bahkan datang lebih awal dari jadwal waktu salat berjamaah. Sampai-sampai rela berlari-larian dan berdesak-desakan untuk meraih tempat yang utama seperti Raudhah yang terletak di dalam Masjid Nabawi, Madinah. <br /><br />Ada pula orang yang tidak berangkat haji ke tanah suci, malah mendapatkan pahala haji mabrur. Siapakah dia? Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW diterangkan, bahwa sepulang para sahabat menunaikan ibadah haji, hanya ada satu orang yang menjadi haji mabrur. <br /><br />Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, siapa gerangan orang yang mabrur hajinya itu. Nabi menyebutkan namanya. Para sahabat mulai mengingat-ingat nama tersebut. Dalam ingatan mereka tidak ada orang berhaji yang disebutkan namanya oleh Rasulullah itu. <br /><br />Maka, para sahabat menelusuri orang yang dimaksud. Setelah bertemu dengan orang itu, sahabat-sahabat yang datang itu mengucapkan selamat bahwa orang itu menjadi haji mabrur. Tentu saja, orang itu kaget. Terkejut. Dan, akhirnya menjelaskan bahwa dirinya tidak sempat untuk pergi haji pada tahun itu. <br /><br />Dia menceritakan bahwa sudah berniat pergi haji dan sudah siap segala bekal untuk beribadah haji. Tatkala mau berangkat, dia mengetahui bahwa ada seseorang tetangganya yang sakit keras. Maka, dia menolong si sakit itu, sehingga menguras semua bekalnya untuk beribadah haji. <br /><br />Tetangganya yang sakit itu ternyata sembuh. Tapi, dia tidak jadi berangkat beribadah haji. Ternyata, orang yang demikian ini menjadi haji mabrur. Jadi, untuk menjadi haji mabrur, harus bisa melihat kenyataan. Tanpa ke sana pun, kalau kelebihan harta bendanya itu untuk menyelamatkan orang, sama saja dengan pergi ke sana dan mendapatkan posisi sebagai haji mabrur. Semoga bermanfaat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-64957512669751594782017-08-28T20:51:00.000-07:002017-09-17T20:52:22.377-07:00Peristiwa Kurban dan KepemimpinanMenyambut Hari Raya Idul Adha 1438 H <br /><br />Oleh Syahrir Hakim<br /><br />Umat muslim akan merayakan Idul Adha atau Idul Kurban, 10 Zulhijjah 1438 H bertepatan hari Jumat, 1 September 2017. Ibadah kurban sebagai sebuah momentum mengingatkan kembali diri kita, bahwa hidup ini takkan pernah sepi dari proses perjuangan dan pengorbanan. <br /><br />Penyembelihan hewan kurban tidak hanya berhenti pada rutinitas ritual serta sarana dan alat penyembelihan semata. Namun, yang lebih utama adalah makna dari pengorbanan itu, yang selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.<br /><br />Hari Raya Idul Adha mengajak kaum muslim memaknai pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Betapa tingginya ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT. Itulah sebabnya peristiwa kurban disebut erat kaitannya dengan kepemimpinan. <br /><br />Kita bisa meneladani betapa Nabi Ibrahim yang dengan luar biasa menyerahkan miliknya yang paling berharga. Putra semata wayang Ismail, yang dinanti-nantikan kelahirannya. Dengan ikhlas Ibrahim melaksanakan perintah Allah menyembelih putra tercintanya. Luar biasa pengorbanan Nabi Ibrahim.<br /><br />Demikian pun pengorbanan yang sempurna Ismail, sang anak yang juga rela dirinya disembelih karena perintah Allah. Itu merupakan bukti ketaatan sempurna kepada Allah SWT. Jika hidup ini diibaratkan 'Ismail' kita, harta dan uang itu 'Ismail' kita. Pertanyaannya, maukah menyerahkahkan 'Ismail' kita demi perjuangan di jalan Allah? <br /><br />Ketaatan dan kecintaan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Kalau muslim menunjukkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah, maka siaplah untuk berkurban. Tanpa pengorbanan, maka kemuliaan tidak akan bisa diraih. Dari teladan itu, pemimpin diharapkan agar menyadari bahwa berkorban itu untuk kemuliaan umat.<br /><br />Nabi Ibrahim AS pernah meminta kepada Allah saat dirinya diangkat sebagai pemimpin (imam) bagi seluruh umat manusia. Ibrahim meminta kiranya keturunannya pun bisa diangkat menjadi pemimpin seperti dirinya. Namun tidak semudah itu. Allah memberikan syarat bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejak Ibrahim. Harus bersikap adil. Karena orang yang zalim tidak layak disebut pemimpin. <br /><br />Kenyataan sekarang ini, masih ada di antara pemimpin tidak memiliki rasa keadilan. Hanya memimpin dengan modal materi, politik, dan kekuasaan. Orang semacam itu tidak layak dikategorikan sebagai pemimpin yang sesungguhnya. Hanya layak disebut sebagai penguasa. <br /><br />Apalagi, dalam suasana hiruk-pikuk pilkada serentak yang akan dihelat tahun depan. Tampaknya, para calon pemimpin di daerah sudah mulai tancap gas. Mondar-mandir ke sana kemari mencari dukungan. Maka, masyarakat lah yang harus cerdas, harus tahu rekam jejak calon pemimpinnya. <br /><br />Tentu kita sepakat memilih pemimpin yang saleh dan bertakwa. Pemimpin bertakwa pasti Pancasilais. Manusia Pancasila harus selalu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya. Berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, berkeadilan sosial, memimpin dengan hikmat, bukan pencitraan, apalagi asal-asalan. <br /><br />Semoga Idul Kurban kali ini dapat menjadi momen dalam melahirkan pemimpin adil dan bertakwa dambaan umat, plus masyarakat beradab impian negara. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamdu. Selamat Hari Raya Kurban, 1438 Hijriah. (dari berbagai sumber)<br /><br />Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-39214137607272722112017-08-03T23:15:00.001-07:002017-08-03T23:17:24.885-07:00Pendidikan Itu, Kedamaian<b>SEPEKAN</b> terakhir ini, sebagian warga Negeri Antah Berantah (NAB) bicara soal pendidikan. Termasuk di dalamnya nasib Darmawati. Seorang guru yang dijatuhi hukuman percobaan oleh lembaga Yudikatif setempat karena 'mendidik' anak muridnya. Mereka prihatin atas vonis yang diterima guru tersebut. <br /><br />La Oegi dan sohibnya, ikut pula berkomentar soal pendidikan, tapi bukan nasib Darmawati. Komentarnya terkait kurikulum yang diberlakukan di sekolah sekarang. Kurikulum yang menganut sistem pendidikan berbasis karakter. <br /><br />La Oegi menemukan kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemdikbud. Kata itu mempunyai makna sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Berarti pendidikan yang berbasis karakter adalah pendidikan yang menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik.<br /><br />Nah, dalam prakteknya, orangtua harus berhati-hati ketika akan menerapkan sebuah pendidikan terhadap anaknya. Bisa saja si anak menuruti apa yang diajarkan. "Tetapi ingat! Terkadang ada sesuatu hal terlupakan, yang justru dapat merugikan baginya atau orang di sekitarnya," begitu kata La Oegi.<br /><br />Apa itu? La Oegi mencontohkan sohibnya. Si Sohib ingin mengajarkan anaknya untuk selalu memiliki karakter yang baik, sesuai kaidah dalam masyarakat. Salah satu karakter yang ingin diterapkan yaitu 'tidak boleh berbicara saat makan'. Karena konon katanya, jika seseorang makan sambil berbicara akan menghalangi datangnya rezeki. <br /><br />Ceritanya begini. Suatu siang, putri si Sohib yang duduk di kelas 4 sekolah dasar, baru saja pulang. Saat makan, tiba-tiba putrinya ingin mengatakan sesuatu yang dianggap sangat penting baginya. Si Sohib langsung mencegah, "Nanti setelah makan baru bilang ya nak". <br /><br />Singkat cerita setelah makan, si Sohib kembali bertanya kepada putrinya. Si Sohib: Apa tadi yg kamu mau bilang nak?? Putrinya: Itu Pak, saya tadi di sana jatuh di sumur….. Si Sohib: Kenapa baru bilang……!!!!<br /><br />Nah, apa makna dari cerita singkat di atas? La Oegi menjawab sendiri. Bahwa suatu kesalahan yang dilakukan Sohibnya adalah dengan ketegasan yang begitu ketat diterapkan pada anaknya, sehingga ada sesuatu yang penting terabaikan. <br /><br />Padahal, sebuah teori pendidikan mengatakan “Pendidikan itu adalah kedamaian”. Pendidikan bukan untuk memenjarakan anak, tetapi untuk kedamaian anak. "Maka buatlah pendidikan itu sedemikian rupa, sehingga anak menjadi damai," begitu pesan La Oegi sambil pamit numpang lewat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-40971385081935770012017-07-24T19:42:00.000-07:002017-07-25T19:44:25.691-07:00Memaknai Secangkir Kopi<b>SUATU</b> siang di warung kopi (Warkop) langganan La Oegi, ramai pengunjung. Tak ada kursi yang kosong. Pelayan sibuk meracik dan menyajikan. Jumlah cangkir yang biasa dipakai tak mencukupi. Diperlukan tambahan. Cangkir dalam lemari khusus pun dikeluarkan. Jadilah cangkir yang digunakan beraneka ragam bentuk dan jenisnya. <br /><br />Pelanggan menikmati racikan Warkop tersebut. Ada yang langsung menyeruput, ada juga yang asyik ngobrol seolah tak menghiraukan kopi disajikan di atas meja. Malah sebagian memindahkan cangkir yang sudah terisi kopi di tempat yang aman. Kenapa? Ternyata mejanya digunakan sementara bermain kartu yang mereka sebut "Jambi".<br /><br />Di satu sudut Warkop ada pemandangan yang tak biasa. Teman karib La Oegi, si Sohib yang duduk di sana, mukanya kelihatan tak bersahabat. Kesal rupanya. Usut punya usut ternyata dia kebagian cangkir murahan. Meski hatinya tak menerima sajian itu, tetapi racikan kopi itu tetap diseruput penuh nikmat.<br /><br />Faktor keterbatasan, sehingga tidak semua penikmat kopi siang itu, kebagian kopi dalam cangkir yang bagus dan menarik. Ada beberapa orang yang menerima racikan dalam cangkir murahan dan kurang menarik. Termasuk si Sohib tadi.<br /><br />Menyaksikan kondisi itu, La Oegi berpendapat, memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi. Persoalannya, ketika ada di antara penikmat kopi tidak mendapatkan cangkir yang bagus, maka perasaannya akan terganggu. Begitu yang dirasakan si Sohib.<br /><br />Benak si Sohib terfokus pada cangkir. Melihat cangkir bagus dipegang orang lain, mulailah dia membanding-bandingkan. Padahal yang dinikmati itu bukanlah cangkir. Tetapi isi cangkir alias kopinya. <br /><br />Membaca pikiran si Sohib, La Oegi pun berkomentar, hidup kita ini dikiaskan seperti kopi dalam cangkir itu, Sohib. Sedangkan cangkirnya dikiaskan sebagai pekerjaan, jabatan, atau materi yang kita miliki. <br /><br />"Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama. Kualitas kopi itulah yang terpenting," tutur La Oegi, si Sohib hanya mampu mengangguk. <br /><br />Kualitas hidup kita ditentukan oleh 'Apa yang ada di dalam' bukan 'Apa yang kelihatan dari luar'. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun tidak merasakan damai dan kebahagiaan di dalam kehidupan kita? Sama halnya menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. <br /><br />"Jadi, menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya. Ayo mari kita nikmati secangkir kopi kehidupan yang berkualitas," ajak La Oegi sambil pamit numpang lewat. (**)<br />Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-83556386551450313242017-05-03T20:55:00.003-07:002017-05-03T23:25:29.377-07:00Saatnya Bercermin<b>SETIAP</b> hari kita menatap cermin. Berkali-kali bahkan bisa berulang-ulang. Ada pula yang betah duduk berlama-lama di depan cermin.Cermin memang bermanfaat. Tiap orang memerlukannya.<br />
<br />
Setahu La Oegi, tak ada rumah yang tak memiliki cermin. Di kamar tidur ada cermin. Di tempat cuci tangan ada cermin. Di kamar mandi pun biasanya ada cerminnya. Apakah yang ingin kita lihat di cermin? Tentu wajah kita. Penampilan kita. Dengan bantuan cermin kita memeriksa kerapian dan keapikan diri kita.<br />
<br />
Memang, cermin bisa diandalkan. Ia selalu berterus terang. Ia menilai kerapian dan melaporkannya sebagai mana adanya. Sesuai aslinya. Bukan laporan yang dibuat-buat.<br />
<br />
Andai cermin bisa berkata. Dia tanpa ragu akan mengatakan, “Tante, bedaknya cemong. Lipstiknya miring. Garis alisnya tinggi sebelah”. Atau, “Om, kumisnya terlalu gondrong, jenggotnya amburadul tidak karu-karuan, dasinya miring, kemeja putihnya ada titik noda hitam”.<br />
<br />
“Bagaimana kita menanggapi laporan dari cermin?” tanya si Sohib. “Tentu kita langsung merapikan yang amburadul dan berantakan itu. Memang itulah tujuan kita melihat cermin, yaitu menemukan ketidakberesan lalu membereskannya,” jawab La Oegi.<br />
<br />
Karena akan jadi aneh, kata La Oegi, kalau kita dapati lewat cermin wajah kita yang cemong, namun tidak membersihkannya. Tidak ada reaksi.Pergi begitu saja dan berhadapan dengan orang di luar sana. “Lalu apa gunanya cermin, kalau melihat sesuatu yang tidak bagus pada diri kita, tapi tidak menggubrisnya?” tanya La Oegi pada sohibnya.<br />
<br />
Rasa-rasanya tak berlebihan jika La Oegi mengimbau para politikus dan pejabat di negeri ini untuk harus sering-sering bercermin.”Cermin diri amat sangat dibutuhkan agar bisa mengoreksi diri. Introspeksi diri,” kata La Oegi.<br />
<br />
Apalagi aroma pemilihan wali negeri (Pilwari) Antah Berantah sudah semakin menyengat. Para bakal calon (balon) mulai muncul dan dimunculkan ke permukaan. Meski baru sekadar sosialisasi, tapi para balon layak sekali membawa cermin dan bercermin. “Berlama-lama juga tidak apa-apa,” kata La Oegi seraya pamit numpang lewat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-2961616316017604942017-04-27T20:48:00.000-07:002017-05-03T20:49:23.137-07:00Telur Mata Sapi <b>KEMARIN </b>malam La Oegi sempat buka-buka internet. Tergelitik juga membaca sebuah tulisan. Ayam punya telur, sapi punya nama. Hehehe, begitu kira-kira maksud tulisan tersebut. <br /><br />Ceritanya begini. Telur yang dikeluarkan seekor ayam diambil dan dijual pedagang telur di pasar. Telur itu dibeli seorang ibu kemudian dibawa ke rumahnya. Si ibu lantas menyajikan santap siang dengan lauk telur mata sapi. <br /><br />Bayangkan! Ayam yang bertelur, sapi yang terkenal. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan, meski tidak terjawab. Kenapa, telur ayam dengan sebuah bulatan kuning dilingkari putih telur, disebut sapi? "Pasti ayam akan menyesal bertelur, jika tahu si ibu menamakan lauk itu telur mata sapi," benak La Oegi mengatakan demikian. <br /><br />Setelah ayam bekerja keras menghasilkan telur yang bisa dimakan manusia, malah yang disebut-sebut adalah sapi yang tidak bertelur. Si Sohib mengibaratkan, seseorang yang telah bekerja keras selama waktu tertentu, tetapi apa yang harus didapatkan? Penghargaan, pujian atau insentif? <br /><br />"Tergantung dimana dia bekerja dan untuk siapa Sohib. Jika di militer pasti kenaikan pangkat. Jika di perusahaan swasta mulai kenaikan gaji hingga insentif, bonus maupun tunjangan lainnya," tutur La Oegi menanggapi sohibnya.<br /><br />Tapi zaman sudah berubah, kata La Oegi. Banyak orang yang sudah bekerja keras, hanya dapat terima kasih. Masih mending ada terima kasih. Ada yang sudah bekerja, eh malah jadi korban karena tidak dihargai secara finansial maupun eksistensi diri. <br /><br />Secara umum, boleh dikatakan saat ini, mereka yang sudah bekerja keras untuk negerinya, tapi yang dibanggakan dan dipuja-puji malah penguasa negeri. Bisa dibilang seperti itu dan banyak contoh yang terjadi di sekitar kita.<br /><br />Satu di antaranya, pasukan kuning alias petugas kebersihan. Apakah mereka yang bekerja siang-malam sudah diakui dan diberi minimal penghargaan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan? "Memang sih wali negeri atau kepala dinas terkait yang punya konsep, tapi jika tidak ada eksekutor, itu konsep jadi apa?" tutur La Oegi sambil pamit numpang lewat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-63377775362114142772017-04-18T20:47:00.000-07:002017-05-03T20:47:34.227-07:00Baru Menanam, Sudah Berbuah<b>LA OEGI</b> yang sementara menunaikan ibadah umrah di tanah suci Makkah Al-Mukarramah, menerima telepon dari sohibnya. Tidak ada basa-basi hanya menanyakan kondisi kesehatan La Oegi dan jemaah umrah lainnya. Si Sohib seolah merasa galau, padahal baru juga sepekan ditinggal sahabat kentalnya.<br /><br />Dari ujung telepon, La Oegi mengabarkan jika kondisi kesehatannya bersama jemaah lainnya tetap fit. "Alhamdulillah kami sehat-sehat semua. Kami semua sudah berada di Kota Makkah Al-Mukarramah," kata La Oegi sambil mendoakan si Sohib dan teman lainnya agar diberikan kesehatan, diberikan rezeki, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi panggilan Allah ke Baitullah.<br /><br />Dari Tanah Haram, La Oegi numpang lewat mengisahkan, seorang kakek menggali tanah untuk menanam pohon mangga. Penguasa negeri yang ketika itu melihat si kakek, langsung mendekat dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan itu kek?". Dengan suara yang pelan dan gemetar si kakek pun menjawab: "Mau nanam pohon mangga".<br /><br />Penguasa negeri bertanya lagi, "Bukankah itu pekerjaan sia-sia kek? Beberapa tahun yang akan datang, pohon mangganya tumbuh dan berbuah lebat, tidak bisa dimakan karena kakek sudah tiada lagi di dunia ini. Kapan kakek menikmatinya?". <br /><br />"Ehh nak, ingat! Bukankah kita menikmati manisnya mangga sekarang ini karena jasa orang-orang terdahulu. Mengapa kita tidak menanam sekarang untuk dinikmati anak cucu kita di masa yang akan datang," tantang kakek itu sambil terus menggali tanah.<br /><br />Mendengar kakek berkata demikian, penguasa negeri itu salah tingkah. Dalam benaknya mengatakan, iya ya, bukankah dirinya menjadi penguasa, juga karena warisan dari pendahulu kita. <br /><br />Penguasa pun membenarkan. "Benar kek apa katamu itu". Lantas dia memanggil ajudannya untuk mengambil sejumlah uang kemudian menyerahkan kepada si kakek.<br />"Kek terimalah pemberian ini, jangan dilihat jumlahnya, tetapi ini sebagai tanda terima kasih, karena kakek telah memberikan pencerahan kepada saya," kata penguasa negeri.<br /><br />Spontan si kakek tertawa terbahak-bahak, hahaha hahaha.......... "Ada yang lucu kek?" tanya penguasa negeri yang penasaran melihat tingkah kakek. "Tidak ada yang lucu nak. Saya senang benar menerima pemberian ini. Alhamdulillah baru juga menanam, sudah berbuah". "Nah cukup sekian, Assalamu Alaikum," kata La Oegi sambil menutup telepon. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-8770042446064390472017-04-13T02:10:00.000-07:002019-08-20T05:28:23.868-07:00Panggilan ke Baitullah (4)Calon Jemaah Umrah Bertolak ke Madinah<br />
<br />
<b>HARI</b> Rabu, 12 April 2017 sejumlah calon jemaah umrah Al Buruj bertolak dari Makassar ke Madinah, pukul 13.15 Wita dengan menumpang Saudi Airlines.<br />
<br />
Sebelumnya, sambil menunggu naik ke pesawat, sejumlah calon jemaah umrah Al Buruj menunaikan salat Duhur dengan Jama' takdim Asar di masjid Bandara Hasanuddin.<br />
<br />
Sejak pagi pukul 10.00 calon jemaah umrah Al Buruj mulai berdatangan satu per satu di Bandara. Petugas Al Buruj membagikan bantal berwarna hitam berlogo Al Buruj kepada setiap calon jemaah untuk digunakan di dalam pesawat. Selain itu ada juga pin Al Buruj yang disematkan di baju bagian dada.<br />
<br />
Sekitar pukul 11.45 Wita, pembagian paspor ID Card dilakukan. Satu per satu calon jemaah diberikan paspor dan dikalungi ID Card. Kemudian calon jemaah berkumpul untuk mendengarkan tausiah dari pimpinan rombongan dan pembimbing umrah Ustaz Muhammad Ikhwan Jalil Lc MA. <br />
<br />
"Para jemaah Umrah Al Buruj diharap kesabarannya, karena pesawat yang kita tumpangi akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 jam lamanya," kata Ustaz Ikhwan. <br />
<br />
Sehari sebelum pemberangkatan, para jemaah umrah melakukan persiapan dengan menyetor koper bagasi. Sebagian calon jemaah, maupun keluarganya sudah menyetor koper bagasi. Penyetoran itu dilakukan di Kantor Al Buruj, Jalan Boulevard, Makassar.<br />
<br />
Sebagian lagi akan menyetor kopernya di Bandara Internasional Hasanuddin, hari ini, Rabu, 12 April 2017. Bersamaan kehadiran calon jemaah di bandara. Ketika menyetor koper di Kantor Al Buruj, saya sempat berbincang dengan Presiden Direktur (Presdir), H Muh Wadih MA didampingi Menejer Operasional Suryadin Tosin SIP MM.<br />
<br />
Menurut H Muh Wadih MA, pihaknya sudah siap memberangkatkan calon jemaah umrah, hari ini Rabu, 12 April. Dalam bulan ini, Al Buruj sudah 4 kali memberangkatkan dalam jumlah ratusan calon jemaah.<br />
<br />
Masalah pelayanan, pihaknya senantiasa memberikan yang terbaik bagi calon jemaah. Baik persiapan keberangkatan, maupun pada saat pemulangan ke tanah air. Meskipun dalam pelayanan kami tetap menerapkan standar SOP Al Buruj, tetapi terkadang terjadi hal-hal teknis yang tidak bisa dihindari.<br />
<br />
Wadih mencontohkan calon jemaah yang membawa keluarga tetapi tidak duduk sederet dengan keluarganya. Mereka biasanya meminta untuk diberikan kebijakan agar bisa duduk berdekatan dengan keluarganya.<br />
<br />
"Karena peraturan itu keluar dari pihak penerbangan, ya harus disesuaikan. Nah, ketika calon jemaah masing-masing sudah duduk, baru bisa diatur kembali," kata Presdir Al Buruj itu.<br />
<br />
Presdir itu meminta agar calon jemaah sudah berada di bandara selambat-lambatnya pukul 12.00 Wita. Sebelum pemberangkatan, petugas Al Buruj akan melakukan breefing pemantapan persiapan untuk naik ke pesawat. "Pesawat akan take of pukul 15.00 Wita," ujarnya.<br />
<br />
Selama perjalanan dalam pesawat, akan dilakukan tausiah. H Wadih menyebutkan, dua pembimbing akan mendampingi para jemaah nanti. Ustaz Abd Jalil Lc MM yang bergabung bersama calon jemaah. Sedangkan Ustaz Kholil standby di Saudia Arabia.<br />
<br />
Sementara Manajer Operasional Al Buruj Suryadin Tosin SIP MM menekankan kepada para calon jemaah agar tetap menjaga kesehatan.<br />
<br />
"Bawalah obat-obatan pribadi terutama vitamin yang dibutuhkan agar badan tetap fit dalam melaksanakan ibadah," tutur Yadin. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-42008333023435496042017-04-12T02:51:00.000-07:002019-03-27T03:07:32.371-07:00Panggilan Baitullah (3)<b>Al Buruj Siap Berangkatkan Calon Jemaah</b><br /><br /><b>PERSIAPAN</b> pemberangkatan calon jemaah umrah Al Buruj Tourism sudah mulai terlihat kemarin, Selasa, 11 April 2017. Sebagian calon jemaah, maupun keluarga sudah menyetor koper bagasi. Penyetoran itu dilakukan di Kantor Al Buruj, Jalan Boulevard, Makassar. Sebagian lagi akan menyetor koper di Bandara Internasional Hasanuddin, hari ini, Rabu, 12 April 2017. Bersamaan kehadiran calon jemaah di bandara.<br /><br />
Ketika menyetor koper di kantor Al Buruj, saya sempat berbincang dengan Presiden Direktur (Presdir), H Muh Wadih MA didampingi Menejer Operasional Suryadin Tosin SIP MM.<br />Menurut H Wadih, pihaknya sudah siap memberangkatkan calon jemaah umrah, hari ini Rabu, 12 April.<br />
<br />
Dalam bulan ini, Al Buruj sudah 4 kali memberangkatkan dalam jumlah ratusan calon jemaah.<br />Masalah pelayanan, pihaknya senantiasa memberikan yang terbaik bagi calon jemaah. Baik persiapan keberangkatan, maupun pada saat pemulangan ke tanah air.<br /><br />
Meskipun dalam pelayanan kami tetap menerapkan standar SOP Al Buruj. Tetapi terkadang terjadi hal-hal teknis yang tidak bisa dihindari. Wadih mencontohkan calon jemaah yang membawa keluarga tetapi tidak duduk sederet dengan keluarganya. Mereka biasanya meminta untuk diberikan kebijakan agar bisa duduk berdekatan dengan keluarga.<br />
<br />
<br />"Karena peraturan itu keluar dari pihak penerbangan, ya harus disesuaikan. Nah, ketika calon jemaah masing-masing sudah duduk, baru bisa diatur kembali," kata Presdir Al Buruj itu.<br />
<br />Presdir itu meminta agar calon jemaah sudah berada di bandara selambat-lambatnya pukul 12.00 Wita. Sebelum pemberangkatan, petugas Al Buruj akan melakukan breefing pemantapan persiapan untuk naik ke pesawat. "Pesawat akan take of pukul 15.00 Wita," ujarnya.<br />
<br />Selama perjalanan dalam pesawat, akan dilakukan tausiah. H Wadih menyebutkan, dua pembimbing akan mendampingi para jemaah nanti. Ustaz Abd Jalil Lc MM yang bergabung bersama calon jemaah. Sedangkan Ustaz Kholil standby di Saudia Arabia.<br /><br />
Sementara Manajer Operasional Al Buruj Suryadin Tosin SIP MM menekankan kepada para calon jemaah agar tetap menjaga kesehatan. "Bawalah obat-obatan pribadi terutama vitamin yang dibutuhkan agar badan tetap fit dalam melaksanakan ibadah," tutur Yadin. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-39256702356641936642017-04-11T20:41:00.000-07:002019-03-27T03:09:26.142-07:00Panggilan Baitullah (2)<h3>
Umrah Itu Tidak Sekadar Pakai Uang, Tapi Juga Pakai Ilmu</h3>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbwWlSndd54MZYG6t1swh8cHi2geCLlOhtlJ-R-HqY2fMk8No7l28Se5LHmKXdKu6JDeZP0hUDCCBTVhvB7RoLiOXo_sRKcAWNRMRVku8KgZmPZZuA0yfBsseqYqn2FEPwFFgw4iZQVFU/s1600/Syahrirok.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbwWlSndd54MZYG6t1swh8cHi2geCLlOhtlJ-R-HqY2fMk8No7l28Se5LHmKXdKu6JDeZP0hUDCCBTVhvB7RoLiOXo_sRKcAWNRMRVku8KgZmPZZuA0yfBsseqYqn2FEPwFFgw4iZQVFU/s1600/Syahrirok.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Laporan Syahrir Hakim</b></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>SEBELUM</b> memberikan penjelasan seputar pelaksanaan ibadah umrah, Ustas H Rahman menanyakan siapa-siapa yang belum pernah menunaikan ibadah haji atau umrah. Beberapa calon jemaah termasuk saya spontan mengangkat tangan kanan. </span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Kelihatannya lebih banyak yang tidak mengangkat tangan. Artinya, masih lebih banyak yang sudah menunaikan haji maupun umrah dibanding yang belum pernah mengunjungi Baitullah. Saya, seorang wartawan PARE POS, berniat menunaikan umrah dengan melaporkan kegiatan perjalanan jemaah umrah yang diselenggarakan Al Buruj Tourism. </span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sabtu, 8 April pukul 10.15 WITA dari Parepare, saya tiba di D'Maleo Hotel. Sebagian kursi di ruangan Lantai 5 di hotel yang terletak di Jalan Pelita, Makassar itu sudah terisi sejumlah jemaah yang mengenakan pakaian putih-putih.</span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Dalam manasik itu, Ustaz Rahman mempraktekkan tata cara mengenakan pakaian ihram. Selain itu, bertayammum, salat jama' dan qasar di atas kursi pesawat. Dia mengingatkan, pesawat Saudi Arabia Air Lines tidak menyediakan air untuk digunakan berwudhu bagi penumpang yang begitu banyak. "Air di pesawat tidak cukup digunakan untuk berwudhu, sehingga kita harus bertayammum," kata Rahman.</span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut Rahman, pelaksanaan umrah yang baik dan benar itu, perlu dipahami. Tujuannya, kata agar umrah yang dilakukan itu menjadi umrah yang maqbul. Ibadah yang diterima pahalanya oleh Allah SWT. "Umrah itu, bapak-bapak dan ibu-ibu, bukan pakai uang. Tapi pakai ilmu," kata ustaz.</span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Artinya, lanjut Rahman, jemaah datang memenuhi panggilan Allah SWT dengan fokus ibadah, khusyu' dalam melaksanakan rukun-rukun ibadah. Misalnya, mencari tahu doa-doa apa yang harus dimohonkan ketika berada di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan tempat-tempat suci lainnya. </span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Bukan memikirkan mau beli oleh-oleh apa dibawa pulang untuk kerabat dan tetangga. Ustaz mengungkap satu contoh perilaku jemaah. Ketika melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, ada jemaah baru lima kali, sudah mengajak temannya keluar masjid berbelanja. "Padahal syarat sahnya tawaf itu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Hal-hal seperti inilah yang kadang merusak ibadah kita, karena kurangnya pemahaman tentang ibadah," kata Rahman.</span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">"Ada lagi satu contoh, ketika berada di Masjid Nabawi, ada jemaah kerjanya hanya memandang lampu-lampu hias dan mengamati karfet masjid. Dalam benaknya berapalah harga lampu dan karfet sejenis ini. Bagaimana caranya kalau mau dibawa pulang," tutur ustaz bernada humor yang disambut geeer para calon jemaah.</span><br />
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Kesimpulannya, kata Ustaz Rahman, berniat menunaikan umrah ke Baitullah terlebih dahulu harus mensucikan hati, fokus ibadah dengan memanjatkan doa baik keselamatan dunia maupun kebahagiaan di akhirat nanti. Selain itu, kerja sama yang baik antarsesama jemaah. "Hafal-hafal memang mi doata yang akan kita minta nanti di sana," ujar Ustaz Rahman. (**)</span>Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-40545465509993737362017-04-10T22:06:00.000-07:002019-03-26T03:06:48.316-07:00Panggilan Baitullah (1)<!--[if gte mso 9]><xml><w:WordDocument><w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel><w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery>0</w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery><w:DisplayVerticalDrawingGridEvery>2</w:DisplayVerticalDrawingGridEvery><w:DocumentKind>DocumentNotSpecified</w:DocumentKind><w:DrawingGridVerticalSpacing>7.8 磅</w:DrawingGridVerticalSpacing><w:PunctuationKerning></w:PunctuationKerning><w:View>Normal</w:View><w:Compatibility/><w:BalanceSingleByteDoubleByteWidth/><w:DoNotExpandShiftReturn/></w:Compatibility><w:Zoom>0</w:Zoom></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--StartFragment--><!--EndFragment--><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Diri yang Bersih, Terasa Lebih Nikmat Berumrah</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><b>SEBANYAK</b> 90 calon jemaah umrah dari berbagai daerah akan diberangkatkan penyelenggara haji dan umrah Al Buruj Taurism, Rabu, 12 April 2017. Sebelumnya, para calon jemaah mendapatkan pembekalan dalam manasik di D'Maleo Hotel Makassar, Sabtu, 8 April 2017. </span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Di hadapan para calon jemaah, Ustaz H Rahman Qayyum memberikan penjelasan seputar pelaksanaan ibadah umrah yang baik dan benar. Dikatakan, seseorang yang sudah bertekad untuk memenuhi panggilan Allah dengan umrah, haruslah bertobat terlebih dahulu atas segala kesalahan yang pernah ia perbuat.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Menurut ustaz, setelah bertobat dan membersihkan diri dari segala dosa, menghadapkan hati dan memenuhi panggilan Allah untuk bertamu ke Baitullah terasa lebih nikmat. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">"Memandang Ka’bah akan menjadi keharuan dan kesan tersendiri bagi orang-orang yang memandangnya dengan niat dan hati yang bersih," kata Ustaz Rahman.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Dua calon jemaah umrah Al Buruj, Muhammad Yusuf Nu'mang (Sidrap) dan Juswan Sade Kasang (Soppeng) secara terpisah memuji pelayanan Al Buruj. Keduanya sudah dua kali menunaikan umrah melalui travel ini. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">"Pelayanannya bagus. Memang, kata orang-orang mahal, tapi kita puas menikmati akomodasinya," kata Juswan.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Menejer Operasional Al Buruj Yadin mengatakan, rencana pemberangkatan dari Makassar ke Madinah, Rabu, 12 April 2017 menggunakan pesawat Saudi Arabia Air Lines. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Di Madinah, para jemaah akan menginap di Royal Makareem Hotel. Sedangkan di Makkah nanti para jemaah akan menginap di Pullman Zam-Zam Hotel. </span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Dia menyebutkan, aktivitas jemaah selama perjalanan umrah. Setelah tiba di Madinah, Kamis, 13 April, jemaah dianjurkan memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi. </span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Esoknya, ziarah ke Makam Rasulullah SAW, Abubakar Siddiq, Umar bin Khattab dan pemakaman Baqi. Kemudian memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Masih di Madinah, kata Yadin, pukul 07.00 jemaah melakukan tur situs penting. Di antaranya Masjid Quba, Kiblatain,</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"> Ja</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">bal Uhud dan perkebunan kurma.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span><br />
<br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Hari kelima sekitar pukul 13.00, jemaah berpakaian ihram bersiap-siap menuju Makkah untuk melakukan Umrah dan Miq</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">a</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">t di Bir Ali. Tiba di Makkah, chek in di hotel. Setelah istirahat, jemaah langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah pertama. "Besoknya, jemaah dianjurkan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram," kata Yadin.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Hari ketujuh, pukul 07.00 waktu setempat jemaah diajak tur situs penting di Kota Makkah. Di antaranya Jabal Tsur, Jabal Rahma, Musdalifa, Mina, dan Jabal Nur. Selanjutnya, jemaah mampir di Masjid Ji' Rona untuk melaksanakan Miq</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">a</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">t bagi yang akan melaksanakan umrah kedua.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span><br />
<br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">"Bagi yang akan melaksanakan umrah kedua, kembali dulu ke hotel beristirahat, kemudian menuju Masjidil Haram umrah yang kedua," tutur Manajer Operasional Al Buruj itu.</span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Hari kedelapan dan kesembilan, jemaah masih berada di Makkah Almukarramah. Dalam dua hari ini, kata Yadin, jemaah dianjurkan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Selanjutnya, esok hari, jemaah melakukan Tawaf Wada'. </span><br />
<br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"></span><br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"></span><br />
<span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;"><o:p></o:p></span><span style="font-family: "georgia"; font-size: 14pt; letter-spacing: 0pt;">Setelah itu, dalam perjalanan menuju Jeddah, jemaah singgah di Cornice dan Masjid Terapung. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, jemaah Al Buruj meninggalkan Saudia Arabia menuju Bandara Internasional Hasanuddin," jelas Yadin. (**)</span></div>
Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3982784140648621757.post-30819150142573297952017-04-10T20:50:00.000-07:002017-04-09T20:51:45.776-07:00Ikhlaslah seperti Gula <b>SIANG</b> itu, La Oegi bersama teman-teman asyik berbincang di warung kopi (Warkop) langganannya. Canda tawa terdengar dari mereka sembari mengepulkan asap rokok elektrik. Belakangan muncul si Sohib, langsung bergabung. La Oegi bergeser ke kursi panjang menemani sohibnya.<br />
<br />
Si Sohib menatap tajam wajah La Oegi, tidak ada basa-basi, langsung bertanya soal ikhlas. "Bagaimana ikhlas itu dilakukan dan seperti apa prosesnya," tanya si Sohib serius. La Oegi menjawab, "Kata itu mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan".<br />
<br />
La Oegi hanya memahami makna ikhlas adalah memurnikan semua aktivitas yang kita lakukan untuk Allah SWT semata. Bukan untuk mendapatkan uang, pujian, jabatan apalagi kekuasaan. Diberi penjelasan seperti itu, si Sohib hanya menganggukkan kepalanya, sesekali menyeruput kopinya yang masih hangat. Apakah dia paham atau tidak, entahlah.<br />
<br />
Menurut La Oegi, banyak contoh di sekitar kita bagaimana sesungguhnya yang dikatakan ikhlas. "Salah satunya ada di hadapan kita. Kopi dan teh ini," cetus La Oegi sambil menunjuk gelas berisi kopi di atas meja. Rasa penasaran si Sohib kian bertambah. Dia mencecar agar temannya itu mengungkapkan sejelas-jelasnya. "Dengarkan baik-baik," kata La Oegi.<br />
<br />
Bila kopi terlalu pahit, gula yang disalahkan, karena terlalu sedikit hingga rasa kopi itu pahit. Sebaliknya, jika kopi terlalu manis, gula lagi yang disalahkan. Kenapa? Yaaa, karena terlalu banyak hingga rasa kopi itu manis. "Jika takaran kopi dan gula seimbang, siapa yang dipuji?" tanya La Oegi yang dijawab sendiri.<br />
<br />
"Tentu semua akan berkata, kopinya mantap. Lantas ke mana gula yang mempunyai andil besar membuat rasa kopi menjadi mantap?" La Oegi kembali bertanya.<br />
<br />
Faktanya begini, gula pasir memberi rasa manis pada kopi, tapi orang menyebutnya kopi manis, bukan kopi gula. Gula pasir memberi rasa manis pada teh, orang menyebutnya teh manis, bukan teh gula. "Paham?" tanya La Oegi ke sohibnya meski tanpa respons. Tetapi, jika berhubungan dengan penyakit, barulah gula disebut. Misalnya penyakit gula. "Kasihan deh loe, nasibmu gula," celetuk si Sohib.<br />
<br />
Ya, begitulah hidup. Begitulah perjuangan. Begitulah ikhlasnya gula. Kadang kebaikan yang kita tanam, tak pernah disebut orang. Tapi kesalahan akan dibesar-besarkan. "Mari kita ikhlas seperti gula yang larut tak terlihat, tapi sangat bermakna," ajak La Oegi.<br />
<br />
Ikhlas lah seperti gula yang larut tak terlihat, tapi sangat bermakna. Tetap semangat memberikan kebaikan. Tetap semangat menyebar kebaikan. Karena kebaikan bukan untuk disebut, tapi untuk dirasakan. "Salam manis buat yang ikhlas bekerja," kata La Oegi sambil pamit numpang lewat. (**)Syahrir Hakimhttp://www.blogger.com/profile/11558674635775205566noreply@blogger.com0