Rasulullah SAW tentang Mulianya Seorang Ibu
Oleh Syahrir Hakim
Siapakah orang yang lebih berhak dihormati? Jawabannya adalah ibu. Ibu adalah orang yang lebih berhak dan wajib kita hormati, seperti apapun ibu kita. Rasulullah Bersabda:
Qaala Rasulullah SAW:
"Jaa : A Rajulun Ila Rasulullahi Saw. Faqala Yaa Rasulullahi! Man
Ahaqqu Bihusni Shuhbatii? Qaala : Ummuka.Qaala : Tsumma Man? Qaala :
Ummuka. Qaala : Tsumma Man? Qaala : Ummuka. Qaala : Tsumma Man? Qaala :
Abuuka". (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
Artinya:
" Seorang lelaki telah datang menghadap Kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya : Ya Rasulullah! Siapakah yang lebih berhak saya hargai (hormati) lebih baik? Rasulullah menjawab : Ibumu. Orang itu Bertanya lagi : Kemudian Siapa ? Rasulullah Menjawab : Ibumu. Orang itu Bertanya lagi : Kemudian Siapa? Rasulullah menjawab : Ibumu. Orang itu bertanya lagi : Kemudian siapa? Rasulullah menjawab : Ayahmu." (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
Ibu adalah orang yang telah mengandung dan
melahirkan kita serta memelihara dan mengasuh kita dengan segala kasih
sayang tanpa memikirkan untung dan rugi. Sepantasnya beliau harus kita hormati dengan penuh khidmat.
Begitu pentingnya seorang ibu, sehingga sampai tiga kali Rasulullah menekankan bahwa ibu
lebih berhak menerima penghormatan dari anak-anaknya. Ini bukan berarti ayah dan orang tua serta saudara-saudara yang lain tidak berhak
dihormati, namun yang lebih utama adalah ibu, setelah itu barulah
ayah dan yang dekat dengan itu, setelah itu barulah orang lain.
Begitu
mulianya seorang ibu sehingga Rasulullah SAW pun pernah menegaskan bahwa: "Surga itu ada ditelapak kaki para ibu", kita sebagai anak wajib menghormati, menyayangi serta mencintai ibu dan juga ayah kita, sebab ridho Allah adalah ridho orang tua dan murka Allah adalah murka orang tua pula, khususnya ibu. Sebab doa ibu adalah doa yang sangat maqbul atau utama, sekalipun doa itu merupakan kutukan, maka jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua kita.
Ibu, setiap kali saya mendengar dan mengucapkan kata itu teringat
betapa beliau berusaha dan bekerja keras untuk membuat kita bahagia,
janganlah sampai sekalipun kita durhaka kepadanya bahkan hanya dengan
berbicara dengan nada yang lebih tinggi dari nada ibu, Ibu adalah orang yang paling mulia. Sayangilah kedua orang tua kita, sebelum semua menjadi penyesalan.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.
Penetapan Hari Ibu juga diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu yang telah melahirkan kita ke dunia. (dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar