18 Nov 2014

Hendaklah Tahu Diri


Antrean di SPBU Ujung Bulu, Kota Parepare, jelang kenaikan harga BBM
Oleh Syahrir Hakim

Harga baru bahan bakar minyak (BBM) sudah ditetapkan. Pengunjuk rasa masih melanjutkan protes, terus-terusan demo. Meski La Oegi berharap agar menghindari tindakan anarkis. Sebab, nanti urusannya malah jadi panjang.

Seperti nasib mahasiswa dan awak media di Makassar beberapa hari lalu. Gara-gara ngotot berjuang mencegah pemerintah, agar tidak menaikkan harga BBM, akhirnya awak media pun kena pentungan polisi yang dibeli dari duit rakyat.

Seiring kenaikan harga BBM, sikap La Oegi, teman saya itu, rada aneh. Seluruh urat di raut wajahnya nampak jelas ketarik ke atas. Matanya melotot seperti mau lompat dari kelopaknya. Tegang! Bicaranya pun rada ngotot. Dia menyaksikan pemandangan yang kontras. Dia menggosok-gosok kedua matanya, seolah-olah tak percaya.

Senin malam itu, La Oegi terlibat dalam antrean di salah satu SPBU. Dengan penuh kesabaran dia rela berlama-lama antre. Walau kendaraan padat merayap, ngobrol dengan pengantre lainnya agak sedikit menghibur. Tapi, ketika menyaksikan beberapa mobil mewah juga ikutan antre di sela-sela mobil angkot, La Oegi mengernyitkan dahi.

La Oegi tak habis pikir. Mobil-mobil merek kondang itu jelas pemiliknya bukan orang sembarangan. Harganya pun pastilah ratusan juta rupiah. Sang pemilik tentu kaum berpunya yang menganggap ratusan ribu rupiah adalah recehan. Lantas antre untuk mendapatkan BBM bersubsidi?

"Nah, jika mobil begituan, yang tabung tangkinya maksimal hanya bisa diisi 100 liter BBM ikut antre, apa yang sesungguhnya terjadi? Mobil mewah itu hanya ingin cari keuntungan dari selisih harga? Kok tega-teganya, hanya memburu keuntungan segitu, mobil-mobil mewah itu berebut dengan mobil angkot dan motor ojek," La Oegi membatin.

La Oegi menilai, sikap pemilik mobil mewah itu berlebihan. Lantas dikatakan, apa pun yang berlebihan, biasanya malah jadi penyakit. Dia mencontohkan, nasi dan gula yang dimakan secara berlebihan, akan menyebabkan diabetes melitus. Santan dan daging yang dikonsumsi melampaui porsinya, bikin kolesterol melambung. Bisa menyebabkan stroke. Semua harus sesuai dengan takarannya. "Jika memang orang telah dikaruniai rezeki berlebih, hendaklah tahu diri. Jangan menyerobot jatahnya orang lain," ujar La Oegi sambil berlalu. (**)

0 komentar:

Posting Komentar