11 Agu 2014

Tarif Air Naik, Kualitas Harus Baik


Oleh: Syahrir Hakim

Pengantar: Tulisan ini sudah dimuat di Harian PARE POS Edisi, Selasa, 12 Agustus 2014, Hal. 2 Metro Pare dalam Rubrik SEPUTAR KITA.

Penulis
Secara tidak sengaja obrolan ibu-ibu terdengar di kuping saya. Seru juga obrolan mereka pagi itu. Kenaikan harga sejumlah kebutuhan jadi pembahasan. Mulai dari kebutuhan dapur, listrik, gas, serta rencana kenaikan tarif air PDAM.

Pagi itu sinar mentari mulai terasa panas. Sambil menunggu tukang sayur, ibu-ibu tetangga saya ngobrol di pinggir jalan tak jauh dari rumah saya. Tak lama kemudian terdengar hentakan musik dangdut yang disetel lewat lodspeaker tukang sayur. Pertanda tukang sayur langganannya memasuki kompleks. Seolah-olah ada komando, ibu-ibu itu merapat ke tukang sayur.

Pilah-pilih dan tawar menawar sayur mayur serta kebutuhan dapur lainnya. "Berapa kangkungnya satu ikat, mas," tanya seorang ibu. "Biasa bu, lima ribu," jawab mas (kebetulan dia warga asal Jawa) itu. "Wah, naik lagi mas. Kemarin cuma tiga ribu," kata ibu itu.

Tukang sayur tak menjawab, hanya tersenyum ramah. Tapi seorang ibu lainnya langsung menimpali. "Kan kita bahas tadi soal kenaikan harga, bu. Sebentar lagi PDAM akan menaikkan juga tarifnya," kata ibu itu sambil memilih-milih bawang merah.

Mereka berharap, nantinya tidak terdengar lagi keluhan air macet. Sebab, macetnya distribusi air PDAM ke pelanggan sangat merepotkan. "Repot bu kalau air macet. Kalau mau pilih-pilih, lebih baik mati lampu daripada air yang macet," aku seorang seorang ibu sambil berlalu setelah menyerahkan harga sayur yang dibeli.

Rencana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Parepare menaikkan tarif air sudah diketahui secara umum. Kata berita, kenaikan tarif air memang beralasan. Tarif dasar listrik PLN dan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah beberapa kali dinaikkan. Wajar saja jika ada kenaikan, sebab operasional, hidup-matinya air PDAM bergantung dari listrik PLN.

Diketahui, sebagian warga Kota Parepare mengandalkan air bersih dari PDAM. Sebagian lagi membuat sumur bor. Sayangnya, pasokan air dari PDAM dinilai belum maksimal. Terkadang air mengalir, terkadang macet. Jika musim kemarau, sudah dipastikan sebagian pelanggan tidak dapat menikmati air bersih. Jika butuh, harus berhubungan dengan mobil tangki PDAM. Sebaliknya, jika musim hujan tiba, air berlimpah, tetapi keruh.

Baik ibu-ibu di kompleks saya, maupun warga Kota Parepare umumnya tentu sama-sama berharap, kenaikan tarif air PDAM kiranya disertai peningkatan pelayanan terhadap konsumen.
Peningkatan tarif harus diikuti peningkatan kinerja, terutama jaringan pelayanan harus lebih baik dan kualitas air juga harus lebih baik. Kenaikan tarif air PDAM, setidaknya akan meminimalisir keluhan pelanggan soal kemacetan dan air keruh. (**)

0 komentar:

Posting Komentar