23 Sep 2014

Mengapa Bukan Saya.....


Oleh Syahrir Hakim

Dari kiri, Erni Lery, Hindra, Surfi, Vitri, Baya, dan Naya dalam kegiatan Jalan Sehat Merah Putih.
Peserta jalan sehat memenuhi lapangan Andi Makkasau, Ahad, 21 September 2014. Terik mentari pagi mulai menebar. Embusan angin "barubu" pun kian kencang. Sekencang harapan peserta agar keberuntungan berpihak padanya. Meraih hadiah yang disediakan penyelenggara.

Even Jalan Sehat Merah Putih itu, sebagai rangkaian peringatan ke 14 hari lahirnya Harian PARE POS. Surat kabar yang bertagline "Terbesar di Utara Sulsel." Tak tanggung-tanggung, panitia menyediakan hadiah utama tiket perjalanan Umroh gratis.

Peserta mulai buka mata, pasang telinga. Saatnya kupon undian diumumkan. Lembaran potongan kupon masing-masing di tangan peserta. Seorang teman saya bernama La Oegi sejak tiba di lapangan, tak pernah diam. Duduk tak nyaman, berdiri pun tak enak.

Raut wajahnya tampak penuh harap. Sesekali melirik nomor seri beberapa lembar kupon miliknya. Mencocokkan satu demi satu angka di kupon dengan angka yang disebutkan panitia.

Tiba-tiba terdengar sorakan uuuuuuuu .............! Angka yang disebutkan panitia ternyata berbeda angka di kupon La Oegi. Dia pun berdiri menatap rumput lapangan yang mulai kering akibat kemarau. Batinnya seolah berontak lalu berkata, "Mengapa bukan saya........"

Sebagai teman yang baik, saya mendekati seraya menepuk-nepuk bahunya berusaha menyabarkan. Apa boleh buat sobat, rezeki belum berpihak kepada Anda. Meskipun sudah ada usaha. Tahukah Anda, dalam kehidupan ini tidak ada kata kebetulan. Selalu dalam penyelenggaraan Ilahi. Rezeki, jodoh, dan maut merupakan rahasia Ilahi.

Menutup tulisan ini, saya mengutip kalimat-kalimat Dahlan Iskan dalam bukunya Ganti Hati. "Saya sudah biasa dengan sikap untuk tidak berharap banyak pada apapun dan siapa pun. Setidaknya, tidak akan membuat saya terlalu kecewa. Bukankah bahagia dan kecewa sebenarnya kita ciptakan sendiri. Untuk mencapai kebahagiaan sangatlah mudah. Jangan pasang keinginan terlalu tinggi. Jangan menaruh harapan terlalu banyak."

0 komentar:

Posting Komentar