2 Jul 2015

Musik Ramadan 1436 H Lesu


Musik patrol remaja dari Suppa, Pinrang beraksi di awal Ramadan
Oleh Syahrir Hakim

Meski sepintas, namun masyarakat yang sempat menikmati musik itu, cukup terhibur. Rasa capek setelah melaksanakan salat tarawih berjamaah pun terobati. Hiburan berjalan yang saya sebut musik Ramadan itu muncul setiap tahun. Sayangnya, tak semarak lagi seperti Ramadan tahun sebelumnya. Kelihatannya mulai lesu.

Tahun lalu betul-betul menghibur. Jika melihat orang-orang berkumpul di pinggir jalan, mobil pickup itupun berhenti sejenak. Pemain organ dan biduannya pun beraksi menyanyikan satu atau dua buah lagu. Orang-orang di pinggir jalan itupun memberi saweran melalui kotak kardus yang dibawa personel musik itu.

Pelan-pelan mobil itu berjalan menyusuri Jalan Bau Massepe dari Sumpang Minangae hingga Pasar Lakessi melewati Pasar Senggol, Parepare. Kecepatannya kira-kira 20 Km per jam. Belum terlalu jauh meninggalkan tempat yang saya maksud tadi, tiba pula mobil lainnya. Entah berapa jumlahnya setiap malam melintas di Jalan Bau Massepe, saya tidak menghitung satu persatu.

Tahun ini kelihatannya yang itu-itu juga tahun lalu. Itupun hanya menyetel lagu-lagu dari flasdisk. Bukan biduanita yang menyanyi. Kenapa demikian? Entahlah. Tapi konon, uang hasil saweran tidak cukup menutupi biaya operasional musik Ramadan itu sendiri.

Peralatan musik itu terdiri dari sebuah organ tunggal, beberapa boks losdpeaker, dan sebuah mesin genset. Diangkut dalam mobil pickup bersama pemain organ, biduan, dan dua orang penerima saweran. Semua peralatan dan personel serta mobil membutuhkan biaya. Sedangkan uang dari hasil saweran jumlahnya tidak seberapa.

Di awal bulan Ramadan muncul juga musik patrol yang dibawakan sekelompok remaja berasal dari Suppa, Kabupaten Pinrang. musik patrol ini sempat menyedot perhatian orang-orang yang berada di pinggir jalan yang dilalui. Baru kali ini muncul musik patrol, yang selama ini masyarakat hanya menyaksikan dan mendengar musik Ramadan. (**)

0 komentar:

Posting Komentar