23 Nov 2015

Ketika Syafruddin Hakim Menghadap Ilahi Rabbi


Oleh Syahrir Hakim

Malam itu, saya masih di kantor bergelut dengan rutinitas. Sekitar pukul 20.00 entah lewat berapa menit, saya dapat kabar dari putra saya (Andi Sukmaputra). Adik saya (nomor 6) Syafruddin Hakim masuk ICU RSU Bulukumba. Saya langsung menghubungi adik saya (nomor 4) Mukhtar Hakim untuk mendapatkan info lebih jelas.

Ternyata keluarga besar di Bulukumba sudah berkumpul di RSU Andi Sulthan Daeng Raja Bulukumba. Saya pun berpesan agar segera menghubungi saya bila terjadi kondisi buruk. Saya adalah anak sulung dari 10 bersaudara dari pasangan ayahanda Muhammad Hakim dan ibunda Sitti Bahra.

Sejak adik saya ini mengidap penyakit sesak napas, sudah seringkali masuk RS. Malah akhir-akhir ini, jika penyakitnya kambuh, terkadang tanpa sepengetahuan keluarga dia langsung masuk ke UGD. Setelah agak membaik, dia tinggalkan lagi RS. Kadang tidak menginap.

Usai tugas, saya kembali ke rumah. Dalam perjalanan, wajah adik saya itu selalu terbayang. Tiba di rumah, sempat tertidur beberapa saat hingga HP saya berdering. Saya melihat pengirimnya Mukhtar Hakim, perasaan saya sudah tidak karuan lagi. Ternyata, benar dugaan saya. Si penelepon membawa kabar duka.

Minggu, 22 November 2015 sekitar pukul 01.30 Wita Syafruddin Hakim menghembuskan napas terakhirnya di ruang ICU RSUD Andi Sulthan Daeng Raja, Bulukumba. Mendengar berita itu, saya seolah-olah dalam mimpi. Tak percaya dengan musibah yang menimpa keluarga saya. Saya merasakan jika adik saya itu masih bersama kami sekeluarga.

Senin 23 November 2015 subuh, bersama istri, saya mempersiapkan diri berangkat ke daerah kelahiran, Bulukumba. Pukul 05.30 Wita sebuah mobil rental mengantar saya meninggalkan Parepare menuju Bulukumba. Sekitar pukul 11.00 Wita saya tiba di rumah duka, BTN Bonto Kamase (Bonkas).

Masih terbayang, ketika saya kumpul 10 bersaudara. Foto bersama dalam pesta pernikahan putra saya Andi Sukmaputra Adhyamsyah dengan Nur Amalia, 10 Agustus 2015 di rumah keluarga Jalan Haji Bau, Bulukumba.

Adinda Syafruddin meninggalkan kami dalam usia 47 tahun. Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Dia dimakamkan, Senin, 23 November 2015 sesudah salat Asar, berdekatan dengan makam ayahanda Muhammad Hakim dan ibunda Sitti Bahra, di Tamabbokong, Bulukumba.Selamat jalan adinda, semoga mendapat tempat yang layak di sisi-Nya, Amin. (**)

0 komentar:

Posting Komentar