28 Jul 2014

Tak Pandai Berenang, Professor Ketakutan di Tengah Badai


 Khotbah Idulfitri 1 Syawal 1435 H Prof Hamdan Yuhannis di Lapangan Andi Makkasau, Parepare

Oleh Syahrir Hakim

Ribuan jemaah Id di lapangan Andi Makkasau seolah-olah terhipnotis khotbah Prof Hamdan Yuhannis. Biasanya, khatib belum selesai membacakan khutbahnya, jemaah sudah ramai-ramai meninggalkan lapangan. Kali ini tdak demikian, jemaah betul-betul duduk bersila mendengar khotbah hingga selesai.
Khutbah tanpa teks itu dimulai dengan sebuah ilustrasi. Di sinilah para jemaah mulai terpukau. Betapa tidak, cerita seorang profesor dengan seorang nelayan, sekali-sekali memancing geeeeer jemaah id.
Seorang professor menyewa sebuah perahu nelayan unuk menikmati suasana laut. Di tengah laut sang prof bertanya kepada nelayan yang sedang mengemudikan pwrahu tersebut.
 "Apakah kamu pernah belajar filsafat?" tanya prof. Nelayan menjawab, tidak pernah. Lantas prof mengatakan kepada nelayan itu, kamu kehilangan sepertiga dari hidupmu.
 "Apakah kamu pernah belajar fisika?" tanya prof lagi. Nelayan pun menjawab, tidak pernah. "Berarti kamu kehilangan sepertiga dari hidup lagi," kata prof itu kepada nelayan.
 Pertanyaan yang ketiga sang prof, "Apakah kamu pernah belajar bahasa Inggris?". Lagi-lagi si nelayan menjawab, tidak pernah. "Kalau begitu kamu sudah kehilangan tiga per empat dari hidupmu," jelas prof tersebut.

Dalam jeda perbincangan, tiba-tiba cuaca kurang bersahabat, angin kencang pun membuat perahu yang ditumpangi sang prof oleh kiri kanan. Prof pun mulai ketakutan sambil bertanya kepada nelayan, "Ada apa ini pak nelayan?". Nelayan pun menjawab, "Ini namanya angin kencang. Masih ada lagi badai yang hebat daripada ini".
 Nelayan kembali bertanya kepada sang prof, "Pernah kah bapak professor belajar berenang?". Sang maha guru menjawab, tidak pernah. Nelayan itu mengatakan, "Sayang sekali bapak maha guru akan kehidupan peluang kehidupan, karena sebentar lagi badai akan menerjang dan menenggelamkan perahu ini,". Tawa yang menggemuruh pun terdengar dari ribuan jemaah Id.

Kesimpulan dari khutbah Id, seseorang yang memiliki ilmu agar menghindari kesombongan, karena tidak ada kesempurnaan di dunia ini kecuali Allah Swt. Sang prof yang memiliki berbagai ilmu, tetapi tidak pandai berenang, sehingga semua ilmunya tidak akan membantu menyelematkan diri dari badai. (**)



12 Jul 2014

Ultah di Hari Pencoblosan


Oleh: Syahrir Hakim

Masih ingat tahun lalu, ulang tahun kelahiranku, 9 Juli 2013 bertepatan awal Ramadan 1434 H versi Muhammadiyah. Meski tidak ada pesta menyambut UTK itu tetapi, tetap merasa bahagia. Kenapa? Karena tidak semua orang merayakan UTK-nya di awal bulan yang penuh berkah dan penuh pengampunan itu.

 Ramadan 1435 H kembali terjadi perbedaan menetapkan awal bulan. Jika Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan Sabtu, 28 Juli 2014. Sedangkan pemerintah sehari setelahnya.

 Kembali masalah UTK ku tahun ini, 9 Juli 2014 bertepatan hari pencoblosan pilpres. Artinya usiaku sudah 59 tahun. Jam menunjukkan pukul 00 lebih beberapa menit, saya mulai mengisi status di FB ku dengan dua bait pernyataan rasa syukur dan doa kepada Allah Swt.

Ya Allah Engkau masih memberikan kesempatan dengan menambah bilangan usia saya hingga ke angka 59. Semoga dengan bertambahnya usia ini, saya dapat menjadi orang yang berguna bagi orang lain.

Seperti biasanya, ucapan selamat dan doa dari teman FB pun bermunculan satu persatu. Setelah membalas ucapannya, pukul 10.00 Wita saya bersama istri menuju ke TPS untuk mencoblos pilpres 2014.

 Di TPS, sepi hanya KPPS yang saya temui di sana. Tak seperti saat Pilkada atau pileg antre menunggu giliran. Tapi hari itu, langsung diberikan surat suara yang memuat no 1 foto pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan no 2 pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ternyata sepinya TPS disebabkan, warga masih terlelap setelah menonton laga Jerman-Brasil dalam piala dunia semalam.







1 Jul 2014

28 Juni 2014, Awali Puasa Ramadan


Oleh Syahrir Hakim

Warga dan simpatisan Muhammadiyah mengawali Ramadan 1435 H Hari Sabtu, 28 Juni 2014 ditandai salat tarawih secara berjamaah. Salat tarawih dilaksanakan Jumat, 27 Juni 2014 sesudah salat Isya di seluruh masjid binaan Muhammadiyah di Kota Parepare.

Majelis Tarjih PP Muhammadiyah jauh-jauh hari sudah mengeluarkan maklumat awal puasa Ramadan. Penetapan awal Ramadan oleh Muhammadiyah setelah melakukan perhitungan secara hisab. Sedangkan pihak pemerintah baru mengumumkan penetapan awal Ramadan setelah sidang isbat dengan sejumlah ormas Islam. Pihak pemerintah baru mengawali Ramadan, Ahad, 29 Juni 2014.

Puasa Ramadan tahun ini bagi keluarga saya boleh dibilang biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Meski, kami menyambut Ramadan bagai tamu istimewa. Kenapa saya katakan tamu istimewa, karena tamu ini membawa berkah yang besar bagi kaum muslimin. Segala amal kebajikan yang dilakukan dengan ikhlas, Allah Swt menjanjikan pahala yang berlipat ganda.

Dalam menyambut bulan Ramadan keluarga kami punya tradisi berpuasa selama tiga hari sebelum memasuki bulan suci tersebut.




24 Jun 2014

Fun Bike Peduli Pendidikan PARE POS


Oleh Syahrir Hakim


Bersama Salman Razak (Jesrey Jerman) usai fun bike
Selama satu tahun lebih memiliki sepeda gunung, baru kali ini ikut sepeda santai atau istilah kerennya fun bike. Kebetulan even organizer di kantor ku menggelar kegiatan itu bekerjasama Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Ahad, 15 Juni 2014.
Sekitar 200-an peserta termasuk Wali Kota Parepare Taufan Pawe bersama jajarannya dilepas ketua TP PKK H Erna Taufan di Jalan Lasinrang, depan Pasar Lakessi.

Peserta fun bike menempuh rute Jl Lasinrang-Jl Lahalede-Jl Andi Makkasau-Jl Andi Pattola-Jl Agussalim-Jl Bau Massepe-Pasar Sumpang-Jl Pantai Bibir-Jl Mattirotasi-Jl Andi Cammi-Jl Abd Kadir-Jl Bau Masdepe-Jl Karaeng Bura'ne-Jl Hasanuddin-Jl Lasinrang finis depan Pasar Lakessi.

Meski di bawah gerimis hujan, peserta tetap penuh semangat menggowes sepedanya menyusuri rute yang telah ditentukan panitia. Memang hari itu suasananya lain, tak seperti biasanya, setiap Sabtu sore saya rutin menggowes sepeda tanpa ada teman. Hanya sesekali ketemu dengan sesama penggowes.

Tapi dalam even ini, semangat saya pun menggebu-gebu. Menggowes sepeda lebih 10 km itu, capeknya tidak terasa karena banyak teman gowes di sekitar kita. Di depan, samping kiri-kanan, maupun di belakang dengan keringat bercampur tetesan hujan membasahi badan.

Pagi itu saya tinggalkan rumah sekitar pukul 06.30 Wita menuju tempat star.  Lewat jalan menanjak di belakang rumah, kemudian menyusuri Jalan Ahmad Yani hingga tiba di deoqn paar Lakessi. 

Rute yang dilalui peserta pun sudah sering saya lalui, jadi tidak begitu mengejutkan ketika mengikuti sepeda santai ini. Setelah semua peserta tiba di finis, panitia pun mengumumkan pemenang nomor undian dari secarik kupon snack.

Sekitar pukul 10.30 Wita, acara pun usai, peserta kembali ke rumah masing-masing. Sebagian peserta yang tinggal di kota tak terasa tiba di rumahnya. Tetapi saya yang tinggal di perumahan yang letaknya di ketinggian, setengah hidup menggowes sepeda hingga tiba d rumah.
Malah medannya terasa lebih ekstrem daripada rute fun bike kali ini.


7 Mei 2014

Antara Golput dan "Golput"


Oleh Syahrir Hakim

Pemilu legislatif (Pileg) 2014 telah berlalu, tinggal menunggu hasil final dari KPU. Siapa yang berhasil menduduki kursi empuk DPR, DPD, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kota Parepare

Awalnya saya berniat untuk tidak memilih atau golput. Sebab selama muncul nama-nama calon legislatif (caleg) tak satu pun yang berkenan di hati saya untuk memilihnya menjadi wakil rakyat. Demikian juga partai, dari sekian belas partai, tak satupun yang menyentuh hati saya. Tidak seperti 20 tahun lalu, memang saya ikut mewarnai. Baik pergerakan partai, kaderisasi, kampanye pemilu hingga pemilu.

Apalagi muncul fenomena baru mencari pemilih sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara yang ditempuh para caleg. Di perumahan saya, BTN Anugerah setidaknya 3-4 caleg maupun timsesnya mengadakan sosialisasi. Sosialisasi kata mereka itu, sebelum memasuki masa kampanye yang disertai pemberian baik berupa barang maupun janji pemberian sejumlah uang.

Dalam sosialisasi ada caleg yang membagikan telur ayam sebanyak 2 rak setiap rumah disertai kartu nama berisi foto dan nomor urut, gambar partai, dan nomor urut partai dari caleg bersangkutan. Ada juga yang membagi-bagikan kain sarung. Malah tidak kurang yang membagi-bagikan sejumlah uang.

Larangan money politic atau politik uang yang dikoar-koarkan KPU, tampaknya tidak menjadi halangan sejumlah caleg untuk menghambur-hamburkan duitnya demi mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya.

Diperkirakan malam hingga subuh hari H, para caleg bekerja keras melalui tim suksesnya membagikan amplop putih berisi uang. Jumlah uang yang dibagikan bervariasi, mulai Rp50.000, 100.000 hingga 150.000.

Memang malam itu, tanpa pemberitahuan, warga pemilih sudah tahu jika sebentar lagi ada bagi-bagi amplop berisi duit. Hanya dengan modal nama dan nomor TPS tempat warga memilih, timsel sudah menyerahkan selembar amplop berisi duit. Jadilah pemilih itu golongan penunggu uang tunai alias "golput".

 Memang pada penghitungan suara, hampir seluruh TPS menjawab keraguan warga pemilih. Caleg yang disinyalir "membeli" suara, mendapatkan jumlah suara yang signifikan dibanding caleg yang hanya bermodalkan janji dan kejujuran.

6 Mei 2014

Adikku di Rumah Sakit


Ditulis oleh Syahrir Hakim

Dering HP istriku membangunkanku sekira pukul 04.30 pagi. Ternyata kabar buruk dari Bulukumba. Adikku Syafruddin dalam kondisi kritis di ICU RS Andi Sulthan Bulukumba, penyakit asmanya kambuh. Saya pun duduk di ujung rosban mendengarkan percakapan istri saya dengan adik yang lagi nungguin di RS.

Sambil menunggu perkembangan selanjutnya, saya pun bergegas menuju kantor. Siangnya, adik saya dirujuk ke RS Awal Bros Makassar. Dengan ambulans dia diantar paman H Burhan dan tante Hj Suhe. Semua adik-adik menyusul di belakang dengqn mobil pribadi masing-masing.

Saya pun sudah janjian dengan adik Arif Rahman Hakim alias Riri di Soroako bersama-sama ke Makassar. Kata dia, berangkat pukul 08.00 Wita dan diperkirakan tiba di Parepare sekitar pukul 16.00. Namun, sejak sore saya menunggu, baru muncul sekitar pukul 21.00 itupun menunggu di Jalan Sudirman depan kantor Kejari Parepare.

Pukul 24.00 kami tiba di rumah adik Suardi di Jalan AP Pettarani Lrg Bonto Cinde. Hampir semua keluarga sudah kumpul di rumah itu. Kami tidak langsung masuk RS karena jam besuk sudah habis.

Esoknya pukul 11.00 kami baru menuju ke RS yang tidak jauh dari rumah adik di Bonto Cinde. Adik saya masih di ruang ICU lantai 3. Kondisi saat itu masih mengenaskan. Sesak napas yang diderita tampaknya sangat menyiksa.

Tak lama setelah saya berada di ruang ICU, dokter Rasyid pun datang disusul istrinya. Dokter Rasyid, seorang dokter di Bulukumba yang terkenal tahun 70-an. Dia bersaudara dengan bapak mertua adik saya itu. Sedang istri dr Rasyid, kakak kandung Andi Kusmawati, istri Tajuddin Kammisi, mantan wawali Parepare 2 periode.

Sebelumnya, di pagi hari, istri saya sudah membesuk kemudian kembali ke Parepare, karena ada pesanan pempek dalam jumlah porsi yang banyak. Saya baru meninggalkan Makassar sore hati dengan menumpang patas Damri hingga tiba di Parepare pukul 21.30 wita

Hingga kini kondisi adik saya masih sering kambuh. Memang sudah keluar dari RS, tetapi masih sementara d rumah adik di Bonto Cinde.

Jadi Pembimbing Prakerin SMKN 2 Barru


 oleh Syahrir Hakim

Awal diberikan tugas sebagai Manajer Pegembangan Sumber daya Manusia (PSDM), banyak tantangan yang saya hadapi, terutama sebagai pembimbing siswa Prakerin yang lazim disebut anak magang.

Memang, sebelumnya urusan anak magang dipegang bagian iklan. Sejak PSDM di tangan saya, sejak itu pulalah anak magang menjadi urusan bagian saya. Tetapi, berpindahnya urusan anak magang ini tidaklah berjalan mulus, karena bagian iklan seolah-olah tidak mau melepaskan cengkramannya. Kenapa? Entahlah saya juga tidak tahu.

Setelah melalui perdebatan yang alot di hadapan Dirut, kemudian Dirut menjelaskan apa tugas-tugas PSDM, barulah Andi Mulyadi mengerti dan mau "angkat tangan". Di saat itu pulalah dia menyerahkan ketiga anak magang dari SMKN 2 Barru tersebut. Ketiganya masing-masing Musdevi, Musdalifa, dan Kartika Sari sebagai peserta prakerin jurusan multimedia.

Mulailah ketiganya dari lantai 2 naik ke lantai 3 di bulan Januari 2014. Setelah saya berikan pengarahan di ruang rapat, lantas saya tunjukkan komputer yang nantinya digunakan dalam kegiatan praktek sehari-hari.

Di bulan kedua, tugas ketiganya bukan saja melulu praktek fotoshop, adobe indesign, word, tetapi saya berikan juga tugas perkantoran secara bergilir. Malah tanpa sepengetahuan saya awalnya, ketiga anak magang tersebut disuruh keluar mencari langganan oleh manajer sirkulasi. Sebenarnya tidak ada masalah, sepanjang membantu bagian sirkulasi, meski tidak ada relevansi dengan program prakerinnya.

Selama kurang lebih 4 bulan ketiga anak magang tersebut banyak hal-hal yang mereka belum peroleh sebelumnya. Banyak pengalaman yang mereka dapatkan di PARE POS. Saya selaku pembimbing Prakerin telah mengantarkan ketiga siswa tersebut menyelesaikan tugasnya.

Sampailah waktunya memberikan nilai kepada ketiga siswa tersebut. Sesuai buku panduan yang saya terima dari sekolahnya, peserta prakerin harus diberikan nilai oleh pembimbing dunia industri. Nilai itu terdiri dari aspek nonteknis dan teknis.

Satu hal yang menjadi catatan saya dan telah disampaikan kepada guru pembimbing Pak Idris, adalah masalah kedisiplinan siswa. Terkadang siswa sudah berada di kampung halamannya baru minta izin. Hal satu inilah yang membuat nilai ketiga siswa tersebut sedikit anjlok.

Saya sebutkan saja nilai rata-rata yang diperoleh masing-masing adalah Musdefi 86, Musdalifa 81, dan Kartika Sari 85. Lucunya, sebelum hari penarikan, Rabu, 30 April 2014, ketiganya sudah pulkam. Esoknya, pak Idris datang membawa sebuah cendramata untuk PARE POS, sambil pamit, menanyakan ketiga siswanya yang akan ditarik dari prakerin. Saya jawab, mereka sudah pulkam kemarin pak (Selasa, 29 April).

Buku jurnalnya pun yang belum diisi nilai juga diboyong pulang. Sorenya, Tikha saya kabarkan melalui BBM, karena takut disemprot pak Idris, dia berjanji akan datang bersama Musdalifa hari Kamis, 1 Mei 2014, disusul Musdefi datang hari Sabtu, 3 Mei 2014. Mereka mengisi daftar nilai yang saya berikan, kemudian pulkam kembali.