27 Agu 2013

Pengalaman tak Terlupakan


Daaaaaaaa..............! Bersiap menggowes Polygon
"Si Guguk" Ngajak Balapan

Oleh Syahrir Hakim

INGAT masa-masa kecil saya hingga remaja, senang mengayuh sepeda. Mulai dari sepeda yang beroda tiga, sepeda mini, hingga sepeda merek simking sudah pernah saya pakai. Itu pemberian ayah saya. Ketika masih kanak-kanak ayah saya senang melihat anaknya bermain sepeda.

Kini usia saya memasuki angka 58. Saya ingin kembali menikmati asyiknya menggowes pedal sepeda. Alhamdulillah, keinginan saya terkabul. Sepekan sebelum lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1434 H, putra saya membelikan sepeda merek Polygon Xtrada 3.0 berwarna putih.

Hampir setiap sore sepulang dari kantor, saya berolahraga menggowes sepeda. Sebelumnya, olahraga saya hanya jogging atau sekali-sekali berenang di pantai.

Saya bersepeda sekitar pukul 16.30 Wita hingga pukul 18.00 Wita menempuh jarak sekitar 5 km dari rumah dengan rute Ellekalukue - Timurama - Stadion Gelora Mandiri PP. Medannya lumayan ekstreem. Tetapi Alhamdulillah lima tanjakan dapat saya taklukkan. Sekali-sekali berkeliling dalam Kota Parepare menelusuri jalan-jalan protokol yang datar.

Di hari Minggu pagi, 25 Agustus 2013, saya kembali mengambil rute Ellkelukue - Timurama - Stadion Gelora Mandiri PP. Biasanya aktivitas ini saya lakukan di sore hari. Tapi karena hari libur, saya coba menggowes Polygon ku di rute yang sama.

Tapi ada yang beda pagi itu! Saya melihat perkampungan sepi dari warga. Padahal kalau sore hari, terlihat warga kampung duduk santai sambil bercanda ada juga yang ngobrol serius di atas balai-balai di pinggir jalan. Tetapi pagi itu, sepi. Ada sih yang kelihatan satu-dua orang ibu rumah tangga.

Sementara ngelamun sambil menggowes Polygon saya, entah dari mana datangnya, seekor anjing yang sok galak, tiba-tiba mengejar. Untung saja tidak menggigit! Tapi moncongnya sekali-sekali menyentuh tumit saya, sambil menggonggong "si guguk" ini terus menempel.

Tapi tidak sampai di situ saja. Anjing yang bulunya berwarna cokelat agak kuning redup itu, mengejar hingga 100 meter di jalan tanjakan beraspal hotmix. Saya pun menggowes semampunya. Untung saja seorang warga sempat menghalau, hingga anjing itu berhenti mengejar saya.

Saya tidak habis pikir kenapa anjing itu mengejar saya, padahal banyak kendaraan lain yang di jalan itu, lewat dari perhatian "si guguk". Mungkin karena gembira melihat Polygon putih ku yang masih baru, ataukan ingin juga naik sepeda ala sirkus? Ataukah mengajak balapan dan ingin mengukur kemampuan saya menggowes Polygon?

Entahlah, yang jelas kaget bukan main-main! Setelah tiba di rumah, saya merasakan di bagian paha dan betis seolah mau pecah akibat super full menggowes pedal sepeda di tanjakan. Untung sepeda saya merek Polygon, kalau merek lain entah bagaimana nasib saya saat itu. Inilah sebuah pengalaman yang tak kan terlupakan bersama Polygon. (**)

22 Agu 2013

Parepare Mencari Walikota


Pilwalkot dan Tempat Kos


Dari kiri Pasangan calon wali kota Parepare 1. Tosi Bolana, 2. Bersaudara,
3. Darma-Rui, 4. TQ-H1, dan 5. TPFAS.
Oleh Syahrir Hakim

DALAM bulan Agustus 2013, khususnya di Kota Parepare ada tiga momen penting yaitu Ramadan hingga perayaan Idul Fitri, peringatan ke 68 HUT Proklamasi 17 Agustus, dan pemilihan wali kota-wakil wali kota Parepare (Pilwalkot) periode 2013-2018.

Bulan Ramadan yang penuh berkah hingga hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal 1434 H telah berlalu. HUT 68 Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 2013 pun telah kita peringati dengan hidmat. Kini tinggal momen Pilwalkot yang akan dihelat Kamis, 29 Agustus 2013.

Penulis dan kita semua tentunya berharap agar proses Pilwalkot berlangsung aman, tertib, dan lancar, sehingga menghasilkan wali kota yang betul-betul dapat memajukan Kota Parepare dan menyejahterakan warganya. Amin

Pilwalkot kali ini diikuti 5 (lima) kandidat pasangan calon (Paslon). No. Urut 1. Andi Babba Oddo-Syaifuddin La Intang (Tosi Bolana) yang didukung 17 partai nonparlemen. No. Urut 2. Sjamsu Alam-Andi Darmawangsa (Bersaudara) didukung PDI-Perjuangan dan Partai Demokrat.
Sedangkan No. Urut 3. Andi Darma Setiawan-Muhammad Rui (Darma-Rui) paslon Independen. No. Urut 4. Taqyuddin Jabbar-Herman ZK (TQ-H1) didukung PPP, PBB, Hanura, PKPI, dan PKS. No. Urut 5. Taufan Pawe-Faisal A Sapada (TP FAS) didukung Partai Golkar, PAN, PPI, dan PKB.

Memilih kepala daerah kurang lebih hampir sama seperti memilih tempat kos yang akan kita tempati. Tidak asal coblos..., blos, beres! Sebab jika kita salah dalam menggunakan “bagaimana" dalam memilih kedua hal di atas (kepala daerah & tempat kos, pen), maka akan berpengaruh besar dengan kos yang akan kita tempati.

Dalam memilih kos, tentu saja kita menginginkan tempat yang kondisinya sesuai dengan informasi atau kondisi yang diberitahu oleh pemilik atau pengelola kos. Dan tentu juga kita juga menginginkan pemilik atau pengelola kos tersebut memperhatikan kondisi fasilitas kos. Bahkan kalau bisa memperhatikan penghuni kos sekalian.

Begitu juga dengan kepala daerah. Kita menginginkan kepala daerah yang memperhatikan fasilitas-fasilitas daerah tempat kita tinggal. Bahkan harus bisa memperhatikan kebutuhan kita. Seperti kesehatan, pendidikan, keamanan, dan transportasi.

Nah, untuk orang yang masih ‘galau’ (pemilih mengambang, pen) saya ingin membagi sudut pandang saya tentang bagaimana cara saya memilih kepala daerah yang baik dan benar.

Setelah Anda membaca tulisan saya ini, saya berharap Anda yang masih 'galau' dalam memilih pemimpin dapat memutuskan dengan bijak. Ingat, jangan menggunakan satu acuan dalam memilih pemimpin.

Anda harus sangat objektif dan teliti dalam memilih pemimpin. Karena sebuah kota dapat berkembang pesat dalam 5 tahun, jika Anda memiliki pemimpin yang tepat. Dan kota itu dapat menjadi lebih berantakan jika memiliki pemimpin yang salah.

Akhir kata, mari kita berbondong-bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing, pada Hari Kamis, 29 Agustus 2013 untuk menggunakan hak pilih sesuai nurani masing-masing.
Dengan mengucapkan bismillahi rrahmani rrahim, coblos-lah salah satu dari kelima tanda gambar paslon pilihan Anda, seraya berdoa semoga pilihan Anda tepat! (*)

19 Agu 2013

Jadi Pembimbing Mahasiswa PPL


Oleh Syahrir Hakim

Syahrir Hakim (ke 2 dari kanan) dan Anna mahasiswa PPL (ke 3 dari kanan).
DUA mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Parepare magang di PARE POS. Anna Yulianti dan Abdul Malik, keduanya mahasiswa jurusan Komunikasi dan Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) melaksanakan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) selama satu bulan.

Selama magang, oleh pimpinan PARE POS, saya ditunjuk menjadi Redaktur Pembimbing. Berbekal Surat Keterangan yang saya berikan, keduanya mulai melaksanakan tugas liputan Senin, 15 Juli 2013.

Walaupun dalam kondisi menunaikan puasa Ramadan, tetapi keduanya tetap bersemangat mencari dan mewawancarai narasumber. Layaknya wartawan yang sudah "jadi", kedua menerima penugasan di pagi hari, siang kembali ke kantor mengetik berita hasil liputannya.

Meski tidak cukup satu bulan penuh keduanya menjalani magang, namun semua tugas yang saya berikan "dilalap" habis. Maklum, dalam perkuliahan sudah banyak teori tentang dunia jurmalistik yang diterima dari para dosen mereka.

"Apa berita hasil liputan kalian hari ini?" tanya saya. Hampir setiap hari saya memberikan pertanyaan yang sama.

"Tidak ada! Karena latihan Paskibra yang biasanya di halaman Islamic Centre, tidak ada. Kemudian penugasan ke Kreditplus tidak berhasil, karena pimpinannya lagi keluar," itu alasannya.

Ok, meski alasannya dapat diterima, tetapi saya tidak mau jika hari ini, keduanya tidak membuat berita. Saya beri tugas ke Panti Asuhan Hidayatullah yang letaknya di belakang Kantor DPRD Parepare. Ada beberapa hal yang menarik untuk ditulis sekitar panti ini. Hasilnya, lumayan.

Itulah liputan terakhir kedua mahasiswa PPL tersebut hingga adanya surat rencana penarikan pada Jumat, 2 Agustus 2013. Sesuai kesepakatan, acara penarikan dilakukan pada sore hari jelang buka puasa di Ruang Rapat Redaksi PARE POS Lantai III, Jalan Bau Massepe No. 2 Parepare.

Sesuai rencana, penarikan kedua mahasiswa PPL dilakukan secara sederhana. Sementara kedua Wapimpred Nur Halim dan Rusli Amrullah bincang-bincang dengan dosen yang juga Ketua Panitia Pelaksana PPL Nurhikmah M.Sos.I, beduk tanda buka puasa pun terdengar. Awak Redaksi PARE POS, dosen, dan 3 teman Anna yang juga mahasiswa PPL di MCTV Pare, buka bersama.

Sebelum buka puasa bersama, para jajaran Redaksi dan Manajer foto bersama mahasiswa PPL STAIN serta Ketua Panitia PPL. (**)

Rayakan Hari Kemenangan


Foto Bersama depan mimbar khotib usai salat Id
Salat Id di Lapangan Kampus Umpar

Oleh Syahrir Hakim

ALLAHU Akbar, Allahu Akbar, Lailaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu. Gema takbir, tahlil, dan tahmid sudah terdengar di Lapangan KH Sanusi Maggu, ketika saya sekeluarga tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Km 6 Parepare.

Lapangan tersebut terletak di belakang Kampus Umpar, yang dijadikan sebagai tempat salat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H yang bertepatan Kamis, 8 Agustus 2013 bagi segenap warga Muhammadiyah Kota Parepare.

Hari itu, saya bangun pukul 05.00 Wita, setelah salat subuh, kami bertiga (saya, istri, dan putra saya) sarapan. Di meja bundar, kami bertiga mencicipi makanan yang dimasak semalaman. Apa itu? Ada legese, burasa, dan ketupat kami sarapan dengan lauk ayam tumis kecap plus saos tiram. Alamaakkkk...... uuuenaknya.

Foto bersama Drs Syarifuddin M.Si, Drs M Najib Laady.
Sekitar pukul 06.30 Wita, kami tinggalkan rumah di Kompleks BTN Anugerah Blok A No. 1, Jalan Bambu Runcing, Ellekalukue, Parepare. Berangkat menuju Kampus Umpar melalui jalan Wekkee, Lapas, tembus ke Jalan Ahmad Yani. 

Setelah sampai di Kampus Umpar, sebelum memasuki lapangan, kami bertemu dengan Dulkin Sikki (Sekretaris PWI Perwakilan Parepare). Ngobrol sejenak masalah PWI, dan tentunya pemberian THR dari Walikota Parepare.

Salat Id yang dimulai pukul 07.15 Wita diikuti ratusan warga Muhammadiyah yang memadati Lapangan Sanusi Maggu dengan imam H Abd Kadir. Usai salat, HM Dahlan Yusuf sebagai khatib Id membacakan khotbahnya.

Sebelum meninggalkan lapangan, kami sempat foto-foto keluarga. Selain itu saya juga sempat foto bersama Rektor Umpar Drs Syarifuddin M.Si dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Parepare Drs Muhammad Najib Laady.

Sesudah salat Id, matahari mulai memancarkan sinarnya. Terik matahari yang membuat gerah, sehingga rencana ziarah ke makam Ananda Andi Suciana tertunda hingga sore hari sekitar pukul 16.00 Wita.

Ziarah di Makam Ananda Andi Suciana Novyamsyah.
Kompleks pemakaman sudah dipadati warga yang datang berziarah ke makam keluarganya. Memang hari itu, sejumlah warga memilih waktu sore berziarah untuk menghindari teriknya matahari siang.
Malamnya, kami bersilaturahmi dengan tetangga dan esoknya kami menerima tamu warga Parepare yang berasal dari Sumatera Selatan (Sumsel). (*)

23 Jul 2013

Ultah ke 58 di Awal Ramadan 1434 H


Foto ketika masih menjabat Sekretaris Redaksi Harian PARE POS, Parepare.

Oleh Syahrir Hakim


TANGGAL 9 Juli 2013 terbilang hari yang istimewa bagi saya. Bagaimana tidak saya katakan istimewa? Karena hari itu adalah ulang tahun saya ke 58 yang bertepatan 1 Ramadan 1434 H, berdasarkan metode hisab. Saya bersama keluarga mengikuti awal puasanya Muhammadiyah, Selasa 9 Juli 2013.

Meski istimewa bagi saya, tapi tidak ada aktivitas apalagi pesta yang istimewa. Semua berjalan seperti hari-hari biasa. Hanya pelaksanaan ibadah puasa yang membedakan. Malah saya tidak ingat lagi ultah itu, kalau bukan istri dan putraku yang menyampaikan malamnya, bahwa teman-teman di facebook pada kirim ucapan happy birthday. Selamat ultah, kata mereka. Ya, terima kasih semua atas perhatiannya.

Memang, setiap tahun jika hari itu tiba (Ultah), tidak ada aktivitas yang istimewa. Bersyukur, bersyukur, dan bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan menghirup udara kehidupan. Masih memberikan nikmat berupa kesehatan dan kekuatan untuk beraktivitas menata kehidupan yang lebih baik. Dan tentunya juga evaluasi diri dan kehidupan yang telah dilalui.

Soal ultah, saya menemukan catatan di sebuah blog, bahwa ternyata tradisi perayaan ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam Islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun. Kalau pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya Maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalau ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang gegabah.

Karena pasti Rasulullah sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan Maulid Nabi. Maulid Nabi, itu bukan untuk diperingati, tapi tadzkirah, alias peringatan. Maksudnya? Kalau kita baca buku tarikh Islam, di situ ada catatan bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayubi amat prihatin dengan kondisi umat Islam pada saat itu.

Untuk menyadarkan kaum muslimin tentang pentingnya perjuangan, Sultan Shalahuddin menggagas ide tersebut, yakni tadzkirah terhadap Nabi, yang kemudian disebut-entah siapa yang memulainya-sebagai Maulid Nabi. Tujuan intinya mengenalkan kembali perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia.

Seharusnya tulisan ini sudah bisa dibaca di awal Ramadan, tetapi karena rutinitas yang senantiasa menemani, sehingga baru ada kesempatan menulisnya. Tidak apa-apa, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Palembang
Kembali ke ultah ke 58. Tidak banyak yang saya bisa ungkapkan perjalanan hidup selama 58 tahun itu, terbatas pada aktivitas saya dalam lingkaran dunia jurnalistik. Berawal tahun 1984 saya memasuki dunia jurnalistik di Harian Suara Rakyat Semesta (SRS), Palembang, Sumsel. Menggeluti pekerjaan sebagai "kuli tinta" dari korektor naskah, reporter, redaktur hingga akhirnya Pemimpin Redaksi H Asdit Abdullah mengangkat saya sebagai Redaktur Pelaksana.

Bandung
Dua tahun kemudian (1986), ketika SRS merintis kerjasama dengan Pikiran Rakyat (PR) Group, Bandung, Jawa Barat, saya pun dikirim ke "kota kembang" untuk mempersiapkan naskah berita dan foto yang dikirim dari Palembang ke Percetakan Pikiran Rakyat Bandung. Di markas PR di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Redaktur Pelaksana Harian PR Pak Suradi menunjukkan sebuah ruangan khusus yang di dalamnya sudah tersedia sebuah meja dan kursi serta mesin ketik merek Remiltong. Di ruangan ini saya menekuni tugas setiap hari.

Bandarlampung
Karena ketidaksepahaman dengan manajemen, saya memilih mundur dari SRS, lalu hengkang ke Kotamadya Bandarlampung, Provinsi Lampung (1987). Saya pun meninggalkan Andi Sukmaputra Adhyamsyah, putra pertama saya dengan menitipkan kepada kakek dan neneknya di 3 Ilir Palembang. Saya berangkat ke Tanjungkarang, Bandarlampung, Lampung disertai istri tercinta Andi Maryam dan putri kedua Andi Suciana Novyamsyah (sudah almarhumah 27 Desember 2010 lalu).

Di Tanjungkarang, Harun Muda Indrajaya (HMI) Pimpinan Redaksi SKU Tamtama Lampung menyambut baik kehadiran saya di penerbitannya. Bersama kerabat kerja lainnya kami pun menggarap koran tabloid mingguan yang bermarkas di Jalan Pattimura No...? Bandarlampung.
Tak lama setelah berada di Bandarlampung, saya dengar koran SRS di Palembang, sudah tersungkur dan tak bangun-bangun lagi setelah ditinggal "Induknya" Pikiran Rakyat. Join hanya berlangsung sekitar 1 tahun lebih.

Selain di Tamtama, saya ikut membantu Harian Pikiran Rakyat Bandung sebagai koresponden untuk Provinsi Lampung. Tugas ini diberikan Bapak Suradi, Redaktur Pelaksana Harian Pikiran Rakyat (PR). Lamaran untuk menjadi koresponden PR pun tidak terlalu sulit karena orang-orang PR sudah mengenal saya sebelumnya.

Surabaya
Sampai akhirnya Tabloid Tamtama milik HMI bergabung (join) dengan Jawa Pos Group di Surabaya, tugas di PR saya tanggalkan. Awal penggabungan usaha (merger) ini ditandai dikirimnya seluruh Kerabat Kerja Tamtama (minus HMI dan cleaning service) ke Surabaya untuk training masing-masing bidang selama satu bulan. Khusus saya, "ditahan" sampai 3 bulan. Di sinilah awal pertemuan saya dengan HM Alwi Hamu (Komisaris Utama PT Media Fajar). Waktu itu, Pak Alwi sebagai Kepala Badan Pengembangan anak Perusahaan (BPP) Jawa Pos Group, sehingga beliau-lah yang membidani rencana penggabungan usaha penerbitan ini.

Sekitar dua bulan setelah Harian Tamtama (yang akhirnya berganti nama menjadi Radar Lampung) terbit dengan percetakan sendiri, saya pun pamit kepada HMI dan teman-teman untuk pulkam. Teman-teman pun kaget mendengar rencana kepulangan saya ke kampung halaman.

Sebelumnya, saya sudah sampaikan niat ini kepada Pak Alwi melalui adiknya, H Adil Hamu (Kanda) untuk dipekerjakan di Fajar Group. Kanda waktu itu, yang membangun Kantor Harian Radar Lampung di Pahoman, Bandarlampung. "Yang penting saya pulkam pak, saya sudah hampir 4 pelita di kampung orang," kata saya waktu itu.

Dua hari sebelum BJ Habibie dilantik jadi Presiden RI menggantikan Soeharto, saya tiba juga di tanah kelahiran, Boeloekoemba. Esoknya saya menemui Pak Alwi Gedung Gajar Jalan Racing Centre Makassar, lalu dihadapkan ke Syamsu Nur (Pak Ancu). Keduanya menanyakan apa kemampuan saya. "Saya bisa di redaksi dan pracetak, pak," jawab saya.

Entah berapa lama, saya juga lupa, akhirnya Adil Hamu memanggil saya untuk menggarap penerbitan Tabloid Mingguan INTIM (Indonesia Timur). Hari itu juga langsung bertugas sebagai Lay Outer (LO) atau perwajahan di bawah komando Pak Aidir Amin Daud, Farid, dan .....? lupa nama Redpelnya.

Parepare
Foto ketika menjabat Manajer Personalia Pare Pos  
Hanya sekitar 3 bulan lamanya, PAREPARE POS pun terbit di Kota Parepare. Nasri Aboe, Bahtiar, dan Adam Anas Tare mengajak saya bergabung di koran harian ini. Tertarik juga, karena memang awalnya saya bekerja di penerbitan harian. Saya pun berangkat ke Parepare atas petunjuk Pak Syamsu Nur. Di koran ini saya tetap mendapat tugas di "dapur" redaksi.

Masih terbayang yang pertama menyambut kedatangan saya di Kantor Fajar Parepare, tempat bermarkasnya PAREPARE POS, Ibu Hasnah Daud, Nurbeti, dan Nurhani Ali Hamu. Dan yang tidak dapat saya adalah Maddatuang (Kabag Sirkulasi) yang selalu setia mengantar saya ke warung nasi mengisi "kampung tengah".

Tak lama kemudian, PAREPARE POS dibekukan, lantas manajemen diambilalih Hazairin Sitepu dengan mengubah nama menjadi PAREPOS. Pemimpin Redaksi dipercayakan kepada Mukhlis Amanshadi dan perusahaan ditangani Ibrahim Manisi. Tugas saya masih bergelut dengan perwajahan (Layouter)

Dalam perjalanannya hingga saat ini, PARE POS beberapa kali mengalami pergantian pimpinan redaksi. Setelah Mukhlis, ada Yasser Latif. Di periode kepemimpinan Yasser Latief, saya diberi jabatan Koordinator Pracetak merangkap Koordinator Liputan.

Ketika Yasser terpilih menjadi Ketua KPU Kota Parepare, jabatan direktur pun diduduki Kamaruddin. Pimpinan Redaksinya Faisal Palapa yang akrab disapa Pak Ical. Jabatan saya kembali bergeser menjadi Sekretaris Redaksi.

Tahun 2008, Kamaruddin meninggal dunia. Jabatan yang ditinggalkan diserahkan kepada Pak Ical yang juga merangkap sebagai pemimpin redaksi hingga saat ini. Tahun 2013 Pak Ical memberikan tugas kepada saya sebagai Manajer PSDM/Personalia merangkap Redaktur Ekonomi Bisnis (Ekobis). Rubrik Ekobis, khusus dalam bulan Ramadan diganti sementara dengan Rubrik Gema Ramadan.

8 Jul 2013

Muhammadiyah Awali Ramadan



Salat Tarwih Perdana di Masjid Al Furqon

Oleh Syahrir Hakim

Warga Muhammadiyah di Kota Parepare, sudah mengawali Ramadan dengan salat tarwih di 13 masjid binaannya, Senin malam, 8 Juli 2013. Sesuai maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bahwa awal puasa jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013, sehingga malam tadi dilaksanakan salat tarwih.

Mendengar salawat nabi dari Masjid Syifa Fityah depan kantor saya (Harian PARE POS), pukul 19.10 Wita, saya pun bergegas menuju Masjid Al Furqon yang juga di Jalan Bau Massepe Parepare.
Masjid Al Furqon, salah satu masjid binaan Muhammadiyah Parepare, ukurannya memang sederhana. Hanya memuat sekitar 150-an jamaah muslimin dan muslimat. Jika berada dalam masjid tersebut, malas rasanya beranjak untuk keluar meninggalkan masjid. Kita akan betah tinggal berlama-lama dalam masjid yang full AC tersebut.

Malam tadi (Senin, 8 Juli 2013), saya bersama warga muhammadiyah lainnya sudah mengawali Ramadan yang ditandai dengan pelaksanaan salat tarwih berjamaah setelah melaksanakan salat Isya di Masjid Al Furqon. Salat Isya maupun salat tarwih diimami Haji Betta, imam tetap masjid tersebut.
Sebelum pelaksanaan salat tarwih, didahului ceramah yang dibawakan Drs H A Jalil Usman.

Dalam ceramahnya Andi Jalil mengatakan, perlunya memahami hikmat menjalani kehidupan dengan mengetahui jalan yang diridhoi Allah maupun jalan yang dimurkai-Nya alias jalan sesat.

Sebelum salat tarwih, jamaah Masjid Al Furqon nampak tekun mendengarkan ceramah Drs H Andi Jalil Usman, Senin, 8 Juli 2013.
Menurutnya, di dalam kehidupan umat manusia ada tiga yang disukai oleh Allah SWT, yaitu tauhid yang murni, melaksanakan sunnah nabi SAW, dan melaksanakan ajaran agama sesuai tuntunan Alquran dan sunnah Rasul-Nya. Sebaliknya, kata Andi Jalil, ada tiga juga yang sangat dimurkai-Nya, yaitu syirik dengan mempersekutukan Allah SWT, melakukan bid'ah, dan durhaka. (*)

5 Jul 2013

Marhaban Ramadan 1434 H



"Tamu Tercinta" akan Datang

Oleh Syahrir Hakim


Jika ada seorang tamu yang kita cintai dan rindukan mengabarkan, bahwa ia akan datang dan tinggal bersama kita selama beberapa hari, tentu saja dengan senang hati dan bahagia menyambutnya. Sementara menanti kedatangannya, kita persiapkan segala sesuatu mulai dari merapikan diri, membersihkan dan menata perabot rumah serta lingkungannya agar kita tenang dan nyaman bersama tamu tersebut.

Tamu yang satu ini bukan saja kita yang mencintainya, tetapi juga dicintai Allah, Rasul-Nya serta seluruh kaum muslimin di belahan dunia ini. Tamu itu akan tinggal bersama kita selama sebulan yang siang-malam akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi kita.

Tamu yang saya maksud adalah Bulan Suci Ramadan, yang Insya Allah tiba pada Selasa, 9 Juli 2013. Mari kita menyambut sesuai syariat atau petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Menyambut dengan meningkatkan amal ibadah dan bersyukur kepada-Nya karena masih diberikan kesempatan berada dalam bulan Ramadan.

Kemuliaan Ramadan sering kita dengar lewat pengajian dan dakwah Islamiyah, bahwa dalam bulan ini saatnya amal kebaikan dilipatgandakan. Bulan yang penuh keberkahan dalam ketaatan, bulan pahala dan keutamaan. Apalagi di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Masyaallah! Betapa tinggi dan agungnya nilai bulan yang satu ini.

Kita tidak dapat menutup mata menyaksikan penyambutan bulan suci ini yang beragam bagi sebagian kaum muslimin. Penyambutan Ramadan bagi sebagian (maaf) kaum ibu dengan mengunjungi pasar, mall atau supermarket. Sambil berdesak-desakan mereka memborong berbagai jenis makanan dan minuman. Seolah-olah Ramadan itu bulan makanan dan minuman pada malam hari dan bulan tidur pada siang hari.

Di kalangan remaja, mewarnai bulan Ramadan dengan aksi balapan liar di sejumlah ruas jalan. Balapan liar sering terjadi di malam hari atau di pagi hari sesudah salat subuh. Demikian pula bunyi petasan yang terdengar di mana-mana ketika kaum muslimin masih melaksanakan salat tarwih berjamaah di masjid dan musala.

Kedua aksi ini tentunya sangat-sangat mengganggu ketertiban masyarakat dan mengusik kekhus

yukan kaum muslimin dalam melaksanakan ibadah. Kita berharap, pihak keamanan akan melaksanakan tugasnya dengan baik untuk mencegah terjadinya balapan liar dan jual beli petasan. Semua ini tentunya dalam rangka menghormati dan menjaga kesucian bulan Ramadan yang kita cintai bersama. (*)
SUASANA Jalan Mattirotasi, Parepare, Sulsel seusai salat subuh. Ruas jalan nampak dipadati pengendara motor yang didominasi kalangan remaja. Kondisi seperti inilah yang rawan terjadinya balapan liar. Foto diambil awal Ramadan 1433 H yang lalu.